Makassar, IDN Times - Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) masih termasuk kategori zona merah penyebaran COVID-19. Sulsel satu-satunya provinsi di luar Jawa pada lima besar provinsi dengan jumlah terbanyak yang melaporkan kasus terkonfirmasi positif.
Hampir setiap hari ada penambahan kasus positif baru. Rekor tercatat pada Selasa (9/6) kemarin, yakni 180 kasus baru dalam sehari. Secara akumluasi, kasus COVID-19 di Sulsel per Rabu (10/6) mencapai 2.194 kasus dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 704 orang dan pasien meninggal dunia sebanyak 97 orang.
Kondisi itu menjadikan Sulsel menjadi salah satu wilayah yang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat. Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah pun menyatakan telah melakukan sejumlah upaya agar menjadikan daerahnya kembali menjadi zona hijau atau bebas COVID-19. Salah satunya melakukan edukasi secara kontinu kepada masyarakat.
"Edukasi yang kita lakukan untuk menyadarkan masyarakat untuk betul-betul melaksanakan protokol kesehatan secara ketat, yaitu menggunakan masker yang paling utama, menghindari kerumunan, dan tangan selalu harus bersih," kata Nurdin dalam kegiatan Talk Show Info Corona yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia secara daring, Rabu pagi.
Baca Juga: Puncak Pandemik COVID-19 di Sulsel Diprediksi Terjadi Akhir Juni 2020
1. Gugus Tugfas aktif melakukan tracing kontak
Nurdin mengungkapkan strategi lain, yakni aktif melakukan tracing atau pelacakan terhadap riwayat kontak pasien positif. Tracing diwujudkan lewat program bertajuk Wisata COVID-19.
Tujuannya untuk menemukan orang-orang yang dikategorikan orang tanpa gejala (OTG) maupun orang dalam pemantauan (ODP). Mereka yang termasuk dalam kategori tersebut akan dikarantina di hotel selama 14 hari dan ditargetkan menjadi duta COVID-19 untuk lingkungannya.
"Selanjutnya, tentu ini sangat penting, yaitu melakukan tes, baik itu menggunakan PCR maupun rapid test. Kami sungguh bersyukur bahwa kami mampu meningkatkan kapasitas laboratorium kita dari kapasitas 350 spesimen per hari, saat ini sudah bisa kita capai 800 spesimen per hari," Nurdin menerangkan.
2. Kenaikan jumlah kasus diakibatkan peningkatan jumlah laboratorium
Nurdin menjelaskan bahwa peningkatan kapasitas laboratorium itulah yang mengakibatkan kenaikan jumlah kasus COVID-19 di Sulsel. Semakin banyak laboratorium maka semakin cepat pula diketahui kasus-kasus COVID-19.
"Tentu kenaikan ini akibat dari peningkatan kapasitas lab. Jadi kita berharap bukan kenaikannya tapi bagaimana menekan angka kematian. Kurva RO juga terus melandai. Jadi ini yang kita dorong sehingga betul-betul kita terus melakukan upaya-upaya agar kita bisa cepat untuk mengendalikan COVID-19 ini," katanya.
3. Pemda didorong membuat peraturan dalam penerapan protokol kesehatan
Nurdin pun mengaku tengah mencoba mendorong setiap pemerintah daerah untuk mengeluarkan peraturan baru yang bisa mengkat masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan. Sebab meskipun suatu daerah telah menjadi zona hijau tapi tidak menutup kemungkinan untuk menjadi merah lagi.
"Tentu. Jadi inilah yang kita coba dorong. Saya kira itulah bedanya DKI dengan Sulsel. Kalau DKI langsung gubernur di sana yang mengambil langkah-langkah. Sementara kami kan bagaimana pun aplikasi itu ada di kabupaten/kota sehingga kita akan pertama teman-teman di kabupaten/kota ini untuk membuat semua peraturan yang kira-kira dapat membuat masyarakat kita lebih disiplin, lebih sadar terutama dalam rangka penerapan protokol kesehatan," katanya.
Baca Juga: Polda Sulsel Buru Penyebar Info Rumah Sakit Jadikan COVID-19 Bisnis
Sumber : https://sulsel.idntimes.com/news/sulsel/ashrawi-muin/nurdin-abdullah-ungkap-strategi-agar-sulsel-keluar-dari-zona-merah
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami