Polisi selidiki dugaan penggelapan uang mahasiswa Unair Surabaya


Surabaya (ANTARA) - Aparat Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya menyelidiki dugaan perkara penipuan dan penggelapan uang mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, setelah menerima laporan dari salah satu pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) kampus setempat.

"Laporannya kami terima kemarin," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Oki Ahadian Purwono saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu malam.

Pelapor perkara ini adalah Achmad Alak, yang menjabat Menteri Ekonomi Kreatif BEM Unair.

Dia melaporkan penipuan dan penggelapan terkait pembuatan jaket mahasiswa Unair yang dipercayakan kepada pihak ketiga atau vendor yang diwakili oleh Widhi Arif Budiman.

Sebagai pengikat kerja sama, BEM Unair bersama vendor itu juga telah menandatangani kesepakatan Memorandum of Understanding (MoU) pembuatan jaket.

Sebagai tindak lanjut dari MoU, beberapa waktu lalu BEM Unair telah menyetor uang tanda jadi sekaligus pembayaran termin pertama senilai Rp20 juta yang diterima perwakilan vendor Widhi Arif Budiman.

Uang pembuatan jaket itu, merupakan sumbangan dari mahasiswa Unair. Namun hingga kini, jaket mahasiswa Unair yang dijanjikan tidak pernah terwujud. Widhi Arif Budiman pun susah dihubungi dan tidak diketahui rimba-nya.

Tidak cuma itu, dalam perkara ini, Alak juga menuding sejumlah pimpinan di kepengurusan BEM Unair, masing-masing berinisial AC dan ZR turut bersekongkol, karena belakangan diketahui saling kenal dengan Widhi Arif Budiman.

Indikasinya, tanpa persetujuan Alak sebagai Menteri Ekonomi Kreatif BEM Unair, AC dan ZR diam-diam pinjam uang senilai Rp20 juta kepada Direktorat Kemahasiswaan Unair, dengan dalih untuk menalangi uang pembuatan jaket mahasiswa yang telah dibawa kabur Widhi Arif Budiman.

Uang Rp20 juta yang dipinjam AC dan ZR dari Direktorat Kemahasiswaan Unair dengan mengatasnamakan BEM Unair untuk menalangi uang pembuatan jaket itu pun hingga kini juga dinilai tidak jelas penggunaannya.

Maka, menurut Alak, kini BEM Unair harus menanggung kerugian total Rp40 juta.

Kasatreksrim AKBP Oki memastikan segera menindaklanjuti laporan dugaan penipuan dan penggelapan tersebut dengan menggelar proses penyelidikan.

"Mohon bersabar. Laporannya baru kami terima kemarin. Pasti kami tindak lanjuti dengan melakukan penyelidikan," katanya.

Sementara itu, Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Unair, dr Martha Kurnia Kusumawardani ketika dikonfirmasi, belum merespon terkait adanya laporan yang masuk ke Polrestabes Surabaya tersebut.

Bahkan, Martha juga beberapa kali dihubungi melalui telepon seluler dan pesan singkat, namun belum membalas perihal laporan itu.



Sumber : https://makassar.antaranews.com/berita/272090/polisi-selidiki-dugaan-penggelapan-uang-mahasiswa-unair-surabaya

Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.