Makassar -
Sejumlah pengusaha hingga pekerja tempat hiburan malam (THM) di Kota Makassar menjerit karena pemasukan yang kian turun akibat pembatasan jam malam oleh Pemkot Makassar. Ada pekerja yang curhat kian terlilit utang. Ada juga pengusaha yang mengeluhkan pendapatannya turun 80 persen akibat kebijakan tersebut.
Sebelumnya,Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin tetap memberlakukan pembatasan jam malam untuk seluruh pelaku usaha, dari warkop, kafe, restoran, hingga mal. Pelaku usaha sudah harus menutup usahanya pada pukul 22.00 Wita.
Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor: 443.01/11/S.Edar/Kesbangpol/I/2021 yang diteken Rudy Djamaluddin di Makassar, Selasa (12/1/2021).
Meski sebelumnya membatasi segala kegiatan usaha hanya hingga pukul 19.00 Wita, kini Pj Walkot Makassar Rudy Djamaluddin melalui surat edaran terbarunya membatasi jam malam di Makassar hingga pukul 22.00 Wita. Namun kebijakan ini tetap saja dikeluhkan sejumlah pengusaha dan pekerja hiburan malam.
"(Omzet jatuh) hampir 80 persen," kata seorang pengelola kawasan kafe Hanggar Talasalapang di Makassar, Ilmi (26), kepada detikcom, Selasa (12/1/2021).
Ilmi menggambarkan, sebelum adanya kebijakan jam malam oleh Pemkot Makassar, pihaknya mengaku biasa memperoleh pemasukan Rp 1-2 juta per hari khusus untuk tarif parkir di kawasan kafe yang ia kelola. Namun, semenjak pembatasan jam malam, pendapatan di kawasan tersebut turun drastis.
"Kemarin itu semua parkiran full, sampai banyak yang ditolak. Bisa sampai 2.000 (unit kendaraan), bahkan mobil banyak yang ditolak karena tidak ada parkiran," tutur Ilmi.
"Kemarin dapat income berapa juta (per hari), sekarang biasa, tidak ada dalam sehari, kadang dua hari nggak ada, tiga hari. Kadang dapat (tapi cuma) Rp 11 ribu, Rp 12 ribu," sambung Ilmi.
Kafe, warkop, hingga rumah makan di Makassar yang terdampak pembatasan jam malam di Makassar. (Hermawan/detikcom) |
Pantauan detikcom sekitar pukul 16.07 Wita, suasana di lokasi memang terlihat sepi. Hanya ada sebagian kecil kafe yang buka dan sisanya tutup, termasuk kursi-kursi yang belum dirapikan tanda tidak akan beroperasi hari ini.
"Selama awal pembatasan (para pemilik kafe) sempat serentak buka semua selama 4 hari, pas jelang tahun baru sudah mulai malas buka. Pas lagi tanggal 3 Januari diperpanjang jam malamnya sampai 11 Januari, di situ kita sudah banyak mi yang tutup," kata seorang pemilik kafe di dalam Hanggar Talasalapang, Dea (21), saat ditemui terpisah.
Keputusan menutup kafe, sambung Dea, terpaksa dilakukan karena kawasan tersebut benar-benar sepi pengunjung. Dia mengaku kadang hanya datang membersihkan kafe, lalu pulang.
"Kalau ada yang datang tetap dilayani. Cuma ini menurun sekali, kemarin malam Sabtu dan malam Minggu banyak sekali, bisa sampai Rp 500 ribu per malam, itu normal. Sekarang Rp 50 ribu pun tidak sampai, jadi beruntung sekali kita kalau ada pembeli 1 sampai 2 orang, bahkan tidak ada," katanya.
Hal yang sama juga dirasakan pengelola kafe di tempat lainnya di Makassar, simak selengkapnya di halaman selanjutnya>>>
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-5331146/pemkot-makassar-batasi-jam-malam-pengusaha-pekerja-thm-menjerit
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami