Makassar, IDN Times - Sejak awal pandemik, isu mengenai ketidaksinkronan data jumlah kasus COVID-19 antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) sudah merebak. Seringkali, jumlah kasus yang dilaporkan pemerintah pusat lebih banyak atau lebih sedikit dari apa yang dilaporkan pemda.
Setelah pandemik sudah berlangsung hampir setahun atau tepatnya 10 bulan, ketidaksinkronan data ini rupanya belum juga dibereskan. Di Sulawesi Selatan (Sulsel) salah satunya di mana data masih amburadul.
Di Sulsel, masih banyak data jumlah kasus COVID-19 yang tidak sesuai antara pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi maupun antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota sendiri.
Jumlah laporan kasus COVID-19 yang diumumkan pemerintah pusat masih ada yang di bawah atau di atas laporan kasus COVID-19 tingkat provinsi. Begitupun dengan jumlah laporan kasus COVID-19 tingkat kabupaten/kota dengan tingkat provinsi.
1. Perbedaan data kasus COVID-19 masih terjadi di Sulawesi Selatan
Berdasarkan analisis data IDN Times, perbedaan laporan itu terlihat pada Senin, 11 Januari 2021. Saat itu, jumlah kasus COVID-19 Sulsel yang dilaporkan pemerintah pusat hanya 616 sedangkan jumlah yang dilaporkan provinsi lebih tinggi yakni 626 kasus.
Perbedaan data juga terlihat pada Kamis, 14 Januari 2021. Saat itu, jumlah kasus COVID-19 yang dilaporkan pemerintah pusat sebanyak 640 kasus baru tapi menurut data provinsi berjumlah 650.
Di tingkat Kota Makassar juga terjadi perbedaan data yang sangat jelas dengan data provinsi. Selama 4 hari berturut-turut sejak 11 - 14 Januari 2021, terus terjadi perbedaan data antara kota dengan provinsi.
Selisih terbanyak terjadi pada Kamis, 14 Januari 2021. Menurut data Kota Makassar, kasus baru pada hari itu berjumlah 237 sedangkan menurut data provinsi sebanyak 244. Artinya ada selisih 7 jumlah kasus.
Di Kabupaten Gowa juga begitu, perbedaan data hampir terjadi setiap hari. Selisih angkanya terlihat sangat jauh. Pada Senin, 11 Januari 20201, jumlah kasus baru menurut data Kabupaten Gowa hanya 17 kasus sedangkan menurut data provinsi ada 45 kasus baru saat itu.
Pada Selasa, 12 Januari 2021, tercatat ada 35 kasus baru menurut data kabupaten sedangkan menurut data provinsi ada 41 kasus. Lalu pada Kamis, 14 Januari 2021, kabupaten mencatat 74 kasus baru sementara provinsi hanya mencatat 29 kasus baru.
2. Data tidak sinkron karena update terlambat
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari, mengakui bahwa perbedaan data masih kerap terjadi. Menurutnya, hal itu terjadi lantaran pembaruan data yang terlambat.
"Mungkin karena update-nya yang terlambat," kata Ichsan kepada IDN Times.
Ichsan yang juga Kepala Dinas Kesehatan Sulsel ini, sepertinya menganggap perbedaan ini sebagai sesuatu yang wajar. Pasalnya, dia menilai bahwa proses pendataan tak lepas dari kemungkinan error.
"Poinnya itu bukan karena kesengajaan. Kalau pun ada perbedaan mungkin karena error. Update itu kan perlu juga hubungan jaringan yang bagus," kata Ichsan.
Untuk itu, Ichsan mengklaim bahwa perbedaan data jumlah kasus COVID-19 bukan masalah.
"Tapi prinsipnya tidak ada masalah karena akhirnya juga ter-update juga di hari berikutnya," katanya.
Baca Juga: Ruang Isolasi COVID-19 di RS Makassar Lampaui Batas Aman 70 Persen
3. Rumah sakit terlambat melaporkan kasus
Tim Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Gowa, dr Gaffar juga mengakui seringnya terjadi perbedaan data antara kabupaten dengan provinsi. Gaffar menyebutkan ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi perbedaan data itu.
Dia menyebutkan tim Satgas setempat memperbarui data melalui aplikasi New allrecord. Hasil pemeriksaan swab disetor dari fasnyakes (fasilitas layanan kesehatan) atau rumah sakit tempat di mana ada warga Gowa dirawat.
"Beberapa data lebih awal kami update untuk publikasi ke media center kabupaten untuk kepentingan penanganan kasus selanjutnya yaitu tracing, treatment, dan testing," kata Gaffar saat dikonfirmasi.
Gaffar menyebutkan sejumlah kendala mengapa terjadi ketidaksinkronan data antara Kabupaten Gowa dengan data Provinsi Sulsel. Salah satunya yaitu rumah sakit terlambat melaporkan kasus.
"Beberapa rumah sakit dan lab baru melaporkan kasusnya setelah beberapa hari setelah ada hasil, dan tidak terhubung dengan aplikasi new allrecord," katanya.
Selain itu, ada jadwal yang berbeda dalam melakukan pembaruan data. Terkadang, kata Gaffar, provinsi yang lebih dulu update atau Kabupaten Gowa yang lebih cepat.
"Atau pasien sendiri yang melaporkan statusnya ke Satgas untuk kepentingan tracing contact atau swab kontrol," Gaffar menerangkan.
Baca Juga: [UPDATE] Pecah Rekor, Kasus Baru COVID-19 Sulsel Bertambah 648
Sumber : https://sulsel.idntimes.com/news/sulsel/ashrawi-muin/data-kasus-covid-19-di-sulsel-masih-tidak-sinkron
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami