Jakarta – Faisal Saimima selaku mantan relawan satgas Covid-19 sampaikan alasannya melalui wawancara Tagar Tv pada Jumat 20 November 2020 mengapa relawan melakukan aksi mengembalikan rompi dan ID Card serta menuntut Doni Monardo yang merupakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mundur.
Jadi untuk diketahui, seumur-umur saya menjadi satgas itu hanya diberikan masker kain satu kali dengan aktifitas kami yang begitu tinggi, dengan posisi kami yang sangat rentan terhadap Covid-19.
Faisal yang merupakan Ketua Nasional Gugus Tugas GP Ansor Penanganan Covid-19 ini mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan atas gabungan dari seluruh kekecewaan semua relawan yang telah memuncak.
Kekecewaan tersebut kebetulan puncaknya ada pada saat pemberian 20 ribu masker serta hand sanitizer yang diberikan oleh BNPB saat acara Maulid Nabi dan pernikahan putri Pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab pada 14 November 2020.
"Jadi ini akumulasi bukan hanya satu sekedar dia bagi masker sebanyak 20 ribu lalu kemudian relawan kecewa, tidak." Kata Faisal.
Menurut Faisal, relawan tidak pernah diberikan masker dan juga hand sanitizer selama mengkampanyekan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M).
"Jadi untuk diketahui, seumur-umur saya menjadi satgas itu hanya diberikan masker kain satu kali dengan aktifitas kami yang begitu tinggi, dengan posisi kami yang sangat rentan terhadap Covid-19." jelas Faisal.
Faisal sebagai Wakil Ketua Relawan Bidang Pendukung di gugus tugas mengatakan bahwa tidak adanya dukungan yang baik dari Ketua Bidang Koordinasi Relawan Satgas Covid-19 dan Kepala BNPB tersebut terhadap kesehatan para relawan.
"Itu dari awal terlibat sampai saat terakhir kemarin tidak ada satu langkah-langkah baik yang dilakukan oleh Ketua Bidang Relawan Andre Rahardian dan Doni Monardo terhadap upaya-upaya yang menjaga kesehatan relawan, itu sama sekali tidak ada." Katanya.
Dirinya bersama para relawan lain dibuat bingung dengan satgas yang tiba-tiba memberikan sebanyak 20 ribu masker dan hand sanitzer secara cuma-cuma pada acara yang tidak ada izinnya, sementara pihaknya yang setiap saat aktifitasnya rentan akan Covid-19 justru tidak pernah tersentuh oleh satgas.
"Satu kegiatan yang sudah jelas-jelas pasti melanggar protokol kesehatan dan itu kemudian disampaikan kepada publik secara baik dengan wawancara, ini apa maksud satgas ini?" ucapnya.
Faisal pun mempertanyakan tindakan satgas tersebut yang menurutnya sangat aneh. Dirinya mempertanyakan apakah satgas ingin bermain politik? Apakah satgas juga melakukan hal yang sama pada saat demo besar-besaran seperti omnibus law?
"Apakah semua Maulid atau kegiatan pengajian yang terjadi di Jakarta diizinkan atau tidak diizinkan satgas menyumbangkan masker dan hand sanitizer? Apakah semua nikahan, perkawinan satgas menyumbangkan masker dan hand sanitizer? Jawabannya adalah tidak, cuma acara di Petamburan. Apa ini?" ujarnya heran.
Dirinya juga mengatakan jika Doni Monardo menyampaikan bahwa dirinya tidak menganakemaskan acara di Petamburan tersebut dan menomorsatukan lantas mengapa hanya ada bantuan di sana.
"Kenapa cuma yang di Petamburan tidak di tempat lain? dan ini tidak ada di dalam program satgas. Saya sampaikan khusus saya di relawan, tidak ada programnya." Ucap Faisal Saimima. []
Baca juga:
Berita terkait
Sumber : https://www.tagar.id/dosa-doni-monardo-terhadap-para-relawan-satgas-covid19
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami