Dinas PUPR Pinrang Bakal Tinjau Jalan Sempit ke Dusun Tanroe


PINRANG, PIJARNEWS.COM– Jalan tanah yang sempit dari dan menuju Dusun Tanroe bakal ditinjau Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pinrang, Ir Budaya.

Budaya berjanji akan melakukan pengkajian terhadap potensi perbaikan akses jalan menuju Dusun Tanroe.

Hal tersebut diungkap Plt Kadis PUPR, Budaya saat dikonfirmasi PIJARNEWS melalui telepon, Rabu (9/9/2020). Ia berjanji akan melakukan peninjauan terhadap kondisi dan situasi di Dusun Tanroe.

Budaya, mengungkap bahwa jalan tersebut merupakan kawasan produksi karena melalui hamparan empang masyarakat, jadi tidak heran jika kondisi jalannya sempit.

Ia juga mengatakan bahwa hal tersebut sebenarnya menjadi wewenang Dinas Perikanan sebab jalan yang menjadi penghubung antara Paria dan Dusun Tanroe berada di kawasan produksi.

"Jadi sebenarnya itu kawasan produksi, jadi belum ada kewenangan PUPR membangun, jika sudah ada izin, maka kami akan tindaklanjuti," ungkap Budaya yang juga Sekretaris Daerah Pemkab Pinrang.

Selain itu, sambung Budaya, akan melakukan pengamatan lebih lanjut terkait potensi-potensi ekonomi warga dan potensi pembangunan akses jalan.

Namun PUPR tetap berjanji akan menindaklanjuti akses jalan ke Dusun Tanroe setelah melakukan pengamatan terkait potensi-potensi Dusun Tanroe.

Sebelumnya, jalan itu juga mendapat tanggapan dari Dr Bastian Jabir Pattara, Dosen yang juga Motivator Komunikasi asal Wakka, Pinrang.

Ia mengatakan Tanroe, sebenarnya dulu merupakan akses dari Wakka lewat pinggir pantai, yang melewati empang warga.

"Tapi karena hampir semua empang keluarga di Tanroe kena abrasi, makanya kami kehilangan empang, karena sudah menyatu dengan laut," imbuhnya.

"Itu seingat saya waktu kecil, Tanroe bukan perkampungan, tapi memang hanya hamparan empang, dan jalan pematang empang sudah merupakan jalan normal kami saat itu," lanjutnya.

Bastian juga menceritakan, dulu semasa kecilnya ia sering bakar ikan yang baru dipanen di Tanroe. Ikan yang ditangkap kemudian dicuci dengan air empang sebelum dipertemukan dengan perapian.

"Selain itu, walaupun kami punya uang, tapi kalau tidak ada penjual keliling dari Wakka atau dari Salipolo, maka kami tidak akan bisa jajan," pungkasnya. (*)

Reporter : Sucipto Al-Muhaimin
Editor : Alfiansyah Anwar

Komentar

Komentar Anda



Sumber : https://www.pijarnews.com/?p=60685

Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.