BANDUNG – Pemerintah Turki menawarkan kerja sama pengembangan vaksin Coronavirus Disease kepada Indonesia.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengungkap, saat ini Indonesia mendapatkan tawaran kerjasama dengan Turki terkait vaksin Corona COVID-19.
"Kemarin kami vicon (video conference) dengan Menteri Turki, Turki kebetulan luar biasa. Mereka mengembangkan vaksin Covid-19 dengan semua platform yang ada, adenovirus, inactivated virus, DNA, mRNA dan protein rekombinan. Saya ajak Dirut Biofarma, harapannya Biofarma juga menjajaki, karena Turki mengajak kerjasama untuk dua hal," kata Menristek/Kepala BRIN, Bambang PS Brodjonegoro, di Kampus LIPI Bandung, Rabu (29/7/2020).
Bambang melanjutkan, Turki menawarkan kerjasama dalam uji klinis vaksin yang dibuat negara mereka atau ikut melakukan riset dan pengembangan (RnD) dengan Lembaga Eijkman.
"Jadi intinya tidak mungkin satu negara bergantung pada satu negara untuk upaya mendapatkan vaksin," katanya.
Menurut Bambang, upaya pencarian vaksin tak dilakukan secara sekuensial. Saat ini pun Indonesia akan melakukan uji klinis vaksin Sinovac dari China, sekaligus mengembangkan vaksin buatan negeri, Vaksin Merah Putih.
"Vaksin itu bukan tidak berhasil lalu coba yang lain, dimana pun di dunia. Upaya mencari vaksin tidak hanya satu pengembang, karena tidak ada jaminan vaksin efektif untuk kelompok masyarakat atau wilayah tertentu, jadi seperti yang dilakukan di banyak negara, tidak hanya di Indonesia. Pencarian vaksin harus dilakukan secara paralel dan multitrek," ujarnya.
Dalam kunjungannya ke Kota Bandung, Bambang juga mengecek kesiapan Biofarma dalam memproduksi Vaksin Merah Putih. Seperti diketahui vaksin tersebut dibuat dengan platform protein rekombinan S dan N.
"Kita harapkan tahun depan bisa diproduksi dalam jumlah besar, karena pabrik vaksin di Indonesia yang paling utama adalah Biofarma. Kami ingin memastikan dua hal, komitmen Biofarma dalam memproduksi vaksin Covid-19 Merah Putih, kedua adalah kesiapan dari segi teknologi karena yang sekarang dari China menggunakan platform virus yang dilemahkan, sedangkan dari Eijkman protein rekombinan," katanya.
Editor: Hendra Wijaya
Sumber : https://www.sulselsatu.com/?p=229138
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami