Mengapa Kasus Corona di Sulsel Meningkat Tajam?


Dalam sehari 60 sampel pengujian corona diselesaikan.

Aksaraintimes.id – Kasus positif virus corona di Sulawesi Selatan (Sulsel) meningkat tajam hanya dalam beberapa hari belakangan. Per 30 Maret 2020, jumlah kasus pasien COVID-19 menjadi 48 kasus, 4 pasien diantaranya meninggal dunia, dan belum ada satupun pasien yang dinyatakan sembuh.

Jumlah ini naik drastis sejak Pemprov Sulsel mengumumkan kasus ke-1 dan 2 pada 19 Maret 2020. Padahal hanya beberapa hari sebelumnya hingga Rabu 25 Maret 2020, jumlah kasus positif corona baru mencapai 4 pasien. Selang satu hari setelahnya, per 26 Maret 2020, pasien positif corona meningkat tajam hingga 27 kasus.

Peningkatan jumlah ini seiringan dengan dimulainya pemeriksaan sampel corona oleh Balai Laboratorium Kesehatan Kemenkes RI di Makassar, Laboratorium RSUP Wahidin Sudirohusodo, dan Laboratorium RS Pendidikan Universitas Hasanuddin di Kota Makassar.

Sebelumya, pemeriksaan sampel corona mesti dikirim ke Jakarta. Alhasil, hasil uji lab baru diketahui hingga 7-10 hari setelahnya. Keterlambatan informasi ini dialami pasien COVID-19 pertama di Sulsel atau kasus 285, hasil uji lab baru diketahui setelah pasien meninggal dunia.

Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah (NA) mengatakan, akibat keterlambatan informasi ini buat tim gugus percepatan corona di Sulsel keteteran untuk mendeteksi warga yang pernah berdekatan dengan korban.

"Berarti yang positif itu sudah merajalela kemana-mana. Belum lagi pada saat meninggal, ternyata hasil sampel PDP itu malah positif, kan ini merepotkan kita," ucapnya dilansir dari otonominews Minggu (29/3/2020). 

Setelah hasil positif keluar, pihaknya pun harus melakukan tracing contact, untuk mencari jejak pasien tersebut sudah kontak dengan siapa saja. Nahasnya, karena keterlambatan hasil uji sampling, seringkali terjadi kesalahan SOP penguburan. 

"Pasti jenazahnya dimandikan sementara belum ada hasil uji lab yang keluar, jadi masyarakat tidak tahu. Pastinya orang yang tidak tahu ini jadi stres, akhirnya imun tubuhnya turun dan pasti lebih mudah virus menyerang," jelas NA. 

Sehari 60 Sampel Diselesaikan

Sejak Kementerian Kesehatan memberikan wewenang kepada tiga laboratorium di Sulsel untuk digunakan pengujian sampel Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) covid-19, deteksi awal suspect corona kian cepat.

NA mengatakan, saat ini pihaknya setiap hari bisa menyelesaikan 60 sampel pemeriksaan corona, sehingga lonjakan pasien dengan gejala COVID-19 kian meningkat tajam sejak beberapa hari belakangan.

"Ada tiga laboratorium di Sulsel dan kita bisa menyelesaikan 60 sampel per hari. Sudah lebih pasti bekerja karena uji lab kita bisa lebih cepat. Makanya jumlah pasien positif naik, dan itu jauh lebih bagus jadi cepat kita ketahui," ucap NA.

Ia melanjutkan, dengan deteksi awal ini, pihaknya dapat bergerak cepat dengan mengisolasi pasien ODP. Saat ini katanya, pasien ODP sudah tidak dapat dijenguk lagi sehingga lebih terkendali.

Pasien Positif COVID-19 Didominasi dari Luar

NA mengatakan, pasien positif COVID-19 hingga saat ini masih didominasi dari warga yang kembali dari luar wilayah Sulsel. Katanya, dari 27 kasus, sebanyak 81 persen terjangkit dari luar Sulsel, sementara 19 persen sisanya terjangkit dalam wilayah Sulsel sendiri.

"Mereka yang termasuk dalam kategori imported transmission ini ada yang berasal dari Arab (Umroh), Raha dan Bogor (Misa Kristiani), serta orang-orang yang kembali dari daerah yang terjangkit COVID-19," kata NA.

Dengan alasan itu, pihaknya telah memperketat jalur-jalur masuk ke wilayah Sulsel. Jalur ini yakni bandara dan pelabuhan di Makassar, Pare-pare, Bone dan Siwa, termasuk jalur darat dari provinsi yang berbatasan.

Sementara untuk kategori local transmission, Pemprov Sulsel mengimbau kepada masyarakat untuk melaksanakan physical distancing, atau upaya upaya menghindari kerumunan. Meskipun demikian, masih perlu dilaksanakan penguatan-penguatan

"Terhadap upaya physical distancing di Sulawesi Selatan, karena masih ditemukan beberapa kelompok masyarakat yang belum mematuhi himbauan ini sehingga semkain banyak terjadi peningkatan kasus ODP dan PDP," tutup NA. 

Penulis: Amri




Sumber : https://aksaraintimes.id/mengapa-kasus-corona-di-sulsel-meningkat-tajam/

Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.