Makassar -
Ratusan nelayan di Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), terlibat keributan karena kelompok pengguna alat tangkap tradisional mencari pengguna pukat trawl. Polisi menyebut keributan itu karena masalah klasik alias sejak sekitar 20 tahun lalu.
"Sejak tahun 2000 hingga saat ini belum ada penyelesaian antara nelayan tradisional yang menggunakan jaring dengan pukat trawl," ujar Kasat Intel Polres Bone AKP Surahman kepada wartawan, Jumat (13/3/2020).
Masalah klasik yang tak jarang menimbulkan gesekan sesama nelayan tersebut memang kembali memanas usai sekumpulan nelayan di wilayah Lamurukung, Tellusiatinge, Bone, mencari para nelayan pengguna alat pukat, pada Kamis (12/3).
Para nelayan, kata Surahman, meminta 4 hal kepada semua pihak terkait. Di antaranya ialah memastikan penggunaan pukat trawl dihentikan melalui penegakan hukum hasil pengawasan atau tangkap basah dinas terkait kepada para pelakunya.
Selain itu, para nelayan tradisional meminta aparat merazia alat pukat di area perairan Tellusiatinge.
"Mereka juga meminta penegakan aturan, menindak usut tuntas dan menindak siapa saja yang melanggar ketentuan tentang larangan penggunaan alat tangkap ikan trawl termasuk menindak tegas aparat yang melindungi pengguna trawl langsung maupun tidak langsung," kata Surahman.
Tonton juga Pemerintah Kirim Kapal-kapal Besar untuk Nelayan di Natuna :
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-4938049/nelayan-bone-ribut-gegara-jaring-kena-pukat-polisi-masalah-20-tahun-lalu
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami