WHO: Dunia Tak Siap Hadapi Penyebaran Virus Corona


Jenewa - Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan dunia sama sekali tidak siap menghadapi penyebaran wabah virus corona jenis COVID-19 yang begitu masif. Hal itu terlihat dari penyebaran infeksi virus ke sejumlah negara. Saat di China yang menjadi pusat penyebaran virus terjadi penurunan kasus baru, justru sebaiknya terjadi peningkatan di negara-negara Asia, Eropa, dan Timur Tengah.

Bruce Aylward yang mengepalai misi pakar internasional WHO ke China mengatakan negara-negara lain sama sekali tidak siap untuk mengendalikan wabah. "Anda harus siap untuk mengelola ini pada skala yang lebih besar...... dan itu harus dilakukan dengan cepat," ucapnya. Kata Aylward lagi,"Semua negara harus siap, seakan-akan akan menyerang kita besok."

Hingga kini, virus menyebabkan 2.600 orang meninggal dan 77.000 terinfeksi di China. Di seluruh dunia, ada 40 kematian dan 2.700 orang yang terinfeksi. Kasus-kasus baru bermunculan lagi, dan berdasarkan data Selasa. 25 Februari 2020, telah menyebar ke Austria, Kroasia dan Swiss.

Seperti diberitakan dari Channel News Asia, Wabah virus corona memukul perekonomian global. Bursa saham mengalami tekanan negatif, pembatasan perjalanan dan penundaan kegiatan olah raga.

sebaran corona 22 feb 20Sebaran virus corona di seluruh dunia tanggal 23 Februari 2020 (Foto: WHO)

WHO meminta negara-negara untuk menyiapkan diri terjadi potensi pandemi - istilah yang digunakan untuk menggambarkan epidemi yang menyebar ke seluruh dunia. WHO juga mengingatkan bahwa negara-negara miskin berisiko terinfeksi yang tinggi.

Sementara itu Iran menjadi pusat penyebaran infeksi di luar China. Sampai data Selasa, jumlah korban meninggal mencapai 15 orang. Sejak pekan lalu, negara itu berjuang untuk menahan penyebaran epidemi yang semakin meluas.

Negara-negara Teluk mengumumkan langkah-langkah baru untuk memutuskan hubungan dengan Iran dalam upaya penghentian penyebaran. Uni Emirat Arab menangguhkan penerbangan penumpang dan kargo ke Iran. Sementara Bahrain menutup sekolah dan pembibitan selama dua minggu. Hal ini terjadi setelah Kuwait dan Bahrain mengumumkan kasus-kasus baru.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in memperingatkan bahwa wabah ini sangat parah, ketika angka kematian di Negeri Ginseng itu meningkat menjadi 10 dengan jumlah terinfeksi mendekati 1.000, terbesar di luar Tiongkok. Lebih dari 80 persen korban terinfeksi terjadi di sekitar Daegu, kota terbesar keempat di Korea Selatan.[]

Baca Juga:

Berita terkait



Sumber : Tagar.ID

Makassar.Online Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.