Kepala Koordinator Wilayah (Korwil) Pendidikan Kecamatan Pattallassang, Drs Samir MM beserta Pengawas SD Gugus I, Hasbi, S.Pd.M.Pd (samping kiri), Pengawas SD Gugus II, H Nurbakir, S.Pd, M.Si (kedua kanan) dan penilik Kecamatan Pattallassang, Ruslan (ujung kanan) saat melakukan supervisi terpadu di SD Inpres Panaikang, Jumat (28/2/2020)
GOWA, GOSULSEL.COM — Koordinator Wilayah (Korwil) Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa tingkat Kecamatan Pattallassang kembali turun ke sekolah melakukan supervisi terpadu.
Sejak 25 Februari-4 Maret mendatang, Tim Supervisi Terpadu mengunjungi semua SD untuk melakukan supervisi. SD Inpres Ganrang Jawa I dan SD Inpres Bolangi I, merupakan sekolah pertama yang disupervisi.
Kepala Korwil Pendidikan Kecamatan Pattallassang, Drs Samir, MM menerangkan, kegiatan supervisi terpadu ini dalam rangka memantau pelaksanaan program kurikulum pembelajaran di sekolah.
Kegiatan supervisi terpadu itu melibatkan unsur pengawas SD. Baik Gugus I dan Gugus II, penilik kecamatan Pattallassang dan penilik pendidikan agama Islam (Pendais). Juga Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S).
“Supervisi terpadu ini bagian evaluasi dan monitoring dari kinerja Kepala Sekolah dan guru-guru di setiap sekolah. Khususnya terkait manajemen pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik,” ujar Samir disela kegiatan supervisi terpadu di SD Inpres Panaikang, Jumat (28/2/2020).
Samir menyebutkan, ada empat komponen utama yang menjadi materi supervisi. Yang pertama, Imtaq Indonesia. Kedua RPP komponen. Kemudian komponen ketiga manajemen kepala sekolah. Dan terakhir komponen keempat sekolah berbasis lingkungan dan ramah anak.
“Pelaksanaan empat komponen ini dinilai dan dievaluasi. Contohnya penerapan Imtaq Indonesia. Seperti alat bermain dalam metode pembelajarannya. Apa sudah berjalan tepat. Jika belum, kelemahannya itu dievaluasi,” terang Samir.
Pengawas Gugus I Korwil Pendidikan Kecamatan Pattallassang, Hasbi menyebutkan, sejauh ini penilaian supervisi terpadu tak menemukan masalah dalam pelaksanaan program Imtaq Indonesia.
Rerata sekolah sudah menerapkan alat bermain sebagai metode pembelajaran Imtaq dengan baik. 90 persen guru sudah menerapkan alat peraga bermain sebagai metode pembelajaran.
“SD Inpres Panaikang misalnya. Kita pantau guru di sekolah ini menggunakan daun sebagai alat metode pembelajaran pada muridnya. Ini kami nilai positif. Bisa membentuk karakter siswa untuk cinta lingkungan,” pungkas Hasbi.(*)
Sumber : Gosulsel
Makassar.Online Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami