GOWA, GOSULSEL.COM — Memasuki musim penghujan tahun ini tak jarang sejumlah penyakit akan mudah menyerang tubuh manusia. Seperti yang diungkapkan oleh Husnul Amaliah Muhyiddin, Mahasiswi Kedokteran Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini.
Anak dari pasangan Dr. KH Muhyiddin Tahir, M.Th.I dan dan Hj Nur Rahmah MM ini menyebutkan bahwa beberapa penyakit yang bisa diwaspadai di musim penghujan ini, seperti Leptospirosis, Influenza, Diare, Damam Berdarah atua DBD.
“Banyak penyakit yang bisa muncul, terutama kan musim penghujan ini, cuaca seperti ini akan menjadi faktor pemicu munculnya penyakit Leptospirosis, ada juga penyakit lainnya seperti Influenza, Diare, DBD dan semua penyakit ini harus masyarakat waspadai,” ujar Unnu sapaan akrab Husnul Amaliah Muhyiddin.
Namun penyakit yang paling harus diwaspadai menurut gadis yang hobi menyanyi ini adalah penyakit Leptospirosis. Menurutnya, Leptospirosis merupakan salah satu penyakit yang paling diwaspadai oleh Kementerian Kesehatan RI.
“Nah kenapa Leptospirosis? Ini paling diwaspadai salah satunya oleh Kementerian Kesehatan kalau hujan lebat artinya banyaknya genangan air dan banjir. Maka Leptospirosis itu merupakan salah satu penyakit akibat infeksi Leprospira Interrogans semua serotipe,” jelas Unnu.
Lanjut mahasiswi kelahiran 31 Juli 1999 ini, ia mengatakan Leptospirosis tersebut bahkan biasa dikatakan demam banjir yang ditularkan salah satunya melalui kencing tikus. Unnu bahkan menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki insidensi penyakit Leptospirosis yang tinggi.
Beberapa gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit tersebut kata Unnu yaitu demam tinggi, menggigil, diare, batuk, sakit kepala mendadak, mata merah, kurang nafsu makan dan beberapa gejala lainnya.
Mahasiswi cantik semester 3 ini juga menyebutkan selain Leptospirosis, salah satu penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia khususnya di musim hujan saat ini adalah diare.
“Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa meningkatnya suhu udara, berubahnya pola curah hujan seperti sekarang yang terjadi di wilayah Makassar dan beberapa wilayah lainnya dan bertambahnya kelembaban dapat sangat berpengaruh terhadap penyakit yang ditularkan melalui air dan makanan,” jelasnya.
Selain itu, gadis penyuka bakso ini mengungkapkan banyak faktor resiko yang juga bisa menyebabkan terjadinya penyakit diare. Salah satu faktornya adalah sanitasi lingkungan yang kurang baik, persediaan air yang tidak hiegienis, dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan makanan.
“Bahkan masyarakat itu beberapa masih acuh terhadap penting cuci tangan terlebih dahulu sebelum makan. Gejala penyakit Diare seperti sering Buang Air Besar (BAB), dehidrasi, lemas, pusing dan lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk langkah-langkah pencegahannya anak pertama dari dua bersaudara ini menyebutkan sejumlah tips yang bisa dilakukan masyarakat agar terhindar dari beberpa penyakit tersebut. Seperti menjaga kebersihan lingkungan agar tetap bersih.
“Sering didengar metode 3 M yaitu Menutup, Mengubur dan Menguras. Ini salah satunya agar terhindar dari penyakit DBD. Membiasakan diri untuk mencuci tangan selalu sebelum melakukan aktivitas apapun, menjaga kebersihan makanan dengan selalu menutup makanan apabila ada yg tersisa agar terhindar dari binatang yg bisa menjadi faktor pemicu munculnya penyakit yang lain. Olahraga yang cukup dan asupan makanan terjaga,” tambahnya.(*)
Sumber : Gosulsel
Makassar.Online Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami