karo ops polda sulsel, kombes pol adeni muhan jadi polisi humanis dan belajar dari falsafah resopa temmangingi na letei pammase dewata


MAKASSAR — Lahir sebagai putra daerah Sulawesi Selatan, Karo Ops Polda Sulsel, Kombes Pol Adeni Muhan Daeng Pabali begitu mengenal betul filosofi hidup orang Bugis Makassar. Resopa Temmangingi Na Letei Pammase Dewata".

Filosofi ini menjadi motivasi dalam kehidupan sehari-hari. Kombes Pol Adeni Muhan Daeng Pabali tahu betul filosofi atau falsafah ini.

Dia menyebutkan ada beberapa karakteristik khas masyarakat Sulsel. Dua di antaranya adalah religius dan taat terhadap istiadat. Adapun yang paling menonjol, menurut dia, adalah budaya kerja keras.

"Budaya kita yang paling menonjol adalah reso, atau kerja keras. Makanya banyak orang yang merantau dan rata-rata berhasil. Itu pula sebabnya kenapa kapal Pinisi dari Sulsel bisa berlayar hingga ke Madagaskar dan Afrika Selatan," katanya kepada Celebesnews, Senin (17/5/2021).

Nah, Soal budaya kerja keras, lanjut Kombes Pol Adeni Muhan Daeng Pabali dirinya selalu memegang sebuah falsafah klasik. Kalimatnya berbunyi, "resopa temmangingi na letei pammase dewata."

Ini artinya, hanya dengan kerja keras dan doa, kita akan mendapatkan rahmat dari Allah SWT.

Sementara itu, hadir sebagai polisi di tengah masyarakat, Kombes Pol Adeni Muhan Daeng Pabali selama ini memang cukup dikenal akrap dengan siapa pun, tidak ada sekat. lebih humoris dan memiliki jiwa sosial.

Meski begitu selalu menjunjung tinggi tugas dan tanggung jawab dengan baik. Paradigma baru yang sedang dikembangkan Polri saat ini berorientasi kepada pemecahan masalah-masalah masyarakat (problem solver oriented), dengan berbasis pada potensi-potensi sumber daya lokal dan kedekatan dengan masyarakat yang lebih manusiawi (humanistic approach) menjadi hal itu.

Dikatakannya, dengan paradigma baru ini diharapkan lahirnya polisi sipil yang humanis, terutama di jajaran Polda Sulsel.

Di era modern seperti saat ini senjata polisi bukan lagi water canon, gas air mata ataupun peluru karet, melainkan simpati dari masyarakat. Terciptanya simpati masyarakat ini hanya bisa diraih dari keberadaan polisi yang humanis di berbagai lini kehidupan sosial masyarakat.

Lantas Bagaimana polisi humanis bisa lahir? Tiada cara lain selain jajaran kepolisian kini terus menerus hadir, hidup, dan merasakan denyut nadi kehidupan masyarakatnya.

Dengan adanya interaksi yang terus menerus tersebut polisi makin bisa bersama-sama dengan masyarakat mencari jalan keluar atau menyelesaikan masalah sosial, terutama masalah keamanan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Dengan adanya interaksi yang terus menerus tersebut polisi akan bisa senantiasa berupaya untuk mengurangi rasa ketakutan masyarakat terhadap akan adanya gangguan kriminalitas.

Dengan adanya interaksi yang terus menerus itu polisi lebih bisa mengutamakan pencegahan kriminalitas (crime prevention). Dengan adanya interaksi yang terus menerus tersebut polisi lebih bisa berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.

( Laporan Jurnalis Senior Makassar : Hamsir )



Sumber : http://www.celebes-news.com/2021/05/17/karo-ops-polda-sulsel-kombes-pol-adeni-muhan-belajar-dari-falsafah-resopa-temmangingi-na-letei-pammase-dewata/

Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.