BONEPOS.COM, JAKARTA - Sebanyak 10 juta vaksin dalam bentuk bahan baku telah datang ke Indonesia Selasa (2/2/2021).
Kedatangan ini adalah tahap keempat, melengkapi tiga tahap
sebelumnya yakni pada Desember 2021 saat pertama kali Indonesia mendatangkan 1,2 juta vaksin Covid-19 dari Sinovac, disusul di bulan yang sama sebanyak 1,8 juta dosis vaksin jadi, dan pada Januari 2021 sebanyak 15 juta vaksin dalam bentuk bahan baku.
Upaya ini demi
mengamankan ketersediaan vaksin melalui kerjasama bilateral, bagi 181 juta rakyat Indonesia
guna membentuk 70 persen herd immunity.
PT Bio Farma (Persero) atau Bio Farma sudah memproduksi bahan baku vaksin Sinovac tahap ketiga tersebut sejak 14 Januari 2021. Kemajuan proses produksi ini menjadi penambah optimisme bagi program vaksinasi yang terus berjalan hingga kini.
Juru Bicara Vaksinasi Bio Farma, Bambang Heriyanto menjelaskan, mudah-mudahan
bisa selesai secepatnya sebanyak 13 batch, dan 1 batch berisi 950 ribu dosis, jadi sekitar 13 juta dosis yang sudah kami siapkan dalam waktu dekat ini.
"Nantinya 13 batch ini akan kembali diuji
mutu oleh Bio Farma dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) terlebih dahulu
agar memenuhi syarat," paparnya dalam Dialog Produktif bertema 'Vaksinasi Kian Meniti,
Indonesia Bebas Pandemi' yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (9/2/2021).
Kemudian bahan baku vaksin Sinovac yang datang pada tahap keempat sebanyak 10 juta tentu diproduksi setelah bahan baku 15 juta selesai diproduksi.
"Jadi nanti akan dilanjutkan
produksinya dan diperkirakan selesai pertengahan Maret 2021," lanjut Bambang Heriyanto.
Untuk pendistribusian seluruh vaksin Covid-19 Bio Farma telah menyiapkan track and trace system. "Kami menggunakan sistem pelacakan agar kualitas vaksin terjamin mutunya sampai ke penerimanya.
Bio Farma menyediakan satu sistem seperti barcode baik di vial maupun dusnya,
sehingga dapat melacak keberadaan vaksin maupun mutunya secara digital," jelas Bambang
Heriyanto.
Bambang Heriyanto juga melanjutkan, "Kita tahu vaksinasi bukan satu-satunya alat untuk
mengatasi pandemi, justru kita bisa mengalahkan pandemi dengan berbagai macam cara. Jangan sampai vaksin ini membuat kita merasa bebas tanpa menjaga protokol kesehatan dan
pola hidup bersih. Kedua Bio Farma tentu mengharapkan kemandirian memproduksi vaksin
merah putih, mudah-mudahan Bio Farma dengan kemampuannya saat ini bisa mensinergikan
lembaga riset dan perguruan tinggi, sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi juga ekspor ke luar negeri," kuncinya. (ril)
Sumber : https://www.bonepos.com/?p=71285
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami