Makassar, IDN Times - Tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Makassar 2020 berbasis kelurahan bervariasi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar merilis 10 kelurahan dengan partisipasi tertinggi dan 10 kelurahan dengan partisipasi terendah.
Partisipasi pemilih tertinggi yakni Kelurahan Lakkang (Tallo) yang mencapai 88,79 persen. Selanjutnya Untia (Biringkanayya) dengan 82,18 persen. Lalu menyusul Lae-lae (Ujung Pandang) dengan 76,1 persen, Bonto Rannu (74,9 persen, Barang Caddi (Sangkarrang) 74 persen, Bonto Biraeng (Mamajang) 70,36 persen, dan Ujung Tanah (Ujung Tanah) 69,63 persen.
Kemudian Kelurahan Pattingalloang (Ujung Tanah) dengan partisipassi mencapai 69,37 persen, Labuang Baji (Mamajang) 68,12 persen, dan Barombong (Tamalate) 68,1 persen.
1. Tingkat partisipasi terendah ada di Kelurahan Ende
Sementara partisipasi pemilih terendah yakni Kelurahan Ende (Wajo) yang hanya 43,95 persen kemudian Daya (Biringkanayya) 45 persen. Selanjutnya Kelurahan Masale (Panakkukang) 47 persen, Melayu Baru (Wajo) 47,86 persen, Butung (Wajo) 47,86 persen, Baru (Ujung Panjang) 50,1 persen, dan Sawerigading (Ujung Pandang) 50,2 persen.
Berikutnya Kelurahan Malimongan Tua (Wajo) dengan 50,2 persen, Wajo Baru (Bontoala) 50,41 persen, dan Pattunuang (Wajo) 50,43 persen.
Angka partisipasi pemilih ini merupakan hasil evaluasi internal terkait partisipasi masyarakat pada Pilkada Makassar yang dilakukan KPU pada 26-28 Desember 2020 dengan mengumpulkan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) divisi sosialisasi dan PPK divisi Teknis.
2. Persoalan partisipasi pemilih menjadi masalah yang terus terjadi dari pemilihan ke pemilihan
Komisioner KPU Makassar Divisi Partisipasi Masyarakat dan SDM, Endang Sari, mengungkapkan persoalan partisipasi pemilih menjadi masalah yang terus terjadi dari pemilihan ke pemilihan.
Endang menyebutkan partisipasi pemilih di setiap Pilkada Makassar sejak pemilihan langsung digelar tahun 2008, lalu 2013, hingga 2018, dan terakhir 2020, tidak pernah mencapai angka 60 persen.
Di Pilkada Makassar 2020 yang berlangsung di tengah situasi pandemik COVID-19, partisipasi tingkat kota secara keseluruhan ada di angka 59,66 persen.
"Angka persentase itu naik 0,7 persen bila dibanding partisipasi pemilih di Pilwali Makassar pada tahun 2018," kata Endang melalui Whatsapp, Jumat (8/1/2021).
3. Tingkat partisipasi tinggi disebabkan ikatan sosial masyarakat yang masih kuat
Walaupun pilkada diselenggarakan di tengah pandemik COVID-19, namun tingkat partisipasi di Kelurahan Lakkang di Kecamatan Tallo dan Kelurahan Untia dii Kecamatan Biringkanayya cukup mengejutkan karena mencapai lebih dari 80 persen.
Endang menyampaikan berbagai faktor yang membuat tingkat partisipasi di dua kelurahan tersebut cukup tinggi. Selain karena karakteristik dua wilayah tersebut memiliki DPT (Daftar Pemilih Tetap) yang sedikit, patron klien yang masih kuat dan tokoh masyarakat yang sangat didengar warga turut menjadi faktor.
"Ikatan sosial masyarakat yang masih kuat, serta masyarakat yang homogen menjadi sebab pencapaian dua kelurahan ini berbeda dengan kelurahan lain yang sangat merepresentasikan tipikal perkotaan," sebutnya.
4. Sekelompok warga menolak datang ke TPS karena tidak dapat serangan fajar
KPU juga mencatat beberapa hal yang berpengaruh pada tingkat partisipasi pemilih. Di antaranya situasi pandemik COVID-19 yang menyebabkan masyarakat takut ke TPS dan faktor cuaca yang tidak mendukung sehingga menghambat distribusi C Pemberitahuan.
Selain itu, banyak TPS yang rubuh karena hujan turun pada saat subuh hari di hari pemilihan. Lokasi TPS yang harus dibuat lebih akurat, regulasi yang harus lebih memudahkan warga dalam menggunakan hak pilihnya juga berpengaruh pada tingkat partisipasi pemilih.
Belum lagi banyaknya warga yang tergusur dan sudah tidak diketahui lagi alamatnya sehingga C Pemberitahuan tidak bisa didistribusi. Perekaman E-KTP juga tidak maksimal karena situasi pandemik sehingga tidak boleh ada penumpukan warga dalam jumlah banyak di satu tempat.
"Satu hal yang juga kami baru tahu kalau ternyata di beberapa kelurahan ada sekelompok warga yang memilih tidak datang ke TPS menggunakan hak pilihnya karena mereka tidak mendapat serangan fajar di hari pemilihan," kata Endang.
5. Tingkat partisipasi rendah di wilayah yang jadi pusat perekonomian
Adapun faktor rendahnya tingkat partisipasi di Kelurahan Ende, Daya, dan Masale dipengaruhi oleh hal yang hampir serupa. Di Kelurahan Ende yang termasuk pusat kota banyak pusat pertokoan dan perbelanjaan sehingga masyarakat susah ditemui ketika pendataan dan pada saat pengantaran C Pemberitahuan.
Begitupun di Kelurahan Daya yang juga merupakan pusat niaga, berada di sekitar terminal, Pasar Daya dan KIMA (Kawasan Industri Makassar).
"Sementara Kelurahan Masale, itu wilayah perumahan elit, pusat belanja, mall, dan daerah pusat bisnis," kata Endang.
Baca Juga: Partisipasi Pemilih Pilkada Makassar Naik tapi Masih Rendah
Sumber : https://sulsel.idntimes.com/news/sulsel/ashrawi-muin/kpu-makassar-ada-pemilih-urung-ke-tps-karena-tak-dapat-serangan-fajar
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami