LIPUTAN8.COM, Makassar – Balai Besar Wilayah Sungai Jeneberang masih terus melakukan pengerukan di Sungai Balangturungan yang terletak di Kelurahan Daya, Kecamatan Biringkanya, Kota Makassar.
Sedimentasi di sungai tersebut akhirnya dikeruk setelah bertahun-tahun lamanya tidak tersentuh . Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi ancaman banjir yang menjadi momok ketakutan warga Kota Makassar, apalagi musim hujan di tahun 2020 diprediksi intensitasnya akan lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya .
"Ekskavator amfibi masih bekerja untuk mengeruk sedimen yang sudah bertahun-tahun tidak dikeruk. Selain pengerukan, enceng gondoknya juga dibersihkan agar aliran air bisa lancar" kata Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman saat memantau langsung proses pengerukan Sungai Balangturungan, Rabu (30/12/2020).
Ia menjelaskan bahwa persoalan penanganan banjir di Kota Makassar bukan hanya persolan hulu saja. Menurut dia, perbaikan saluran air di bagian tengah hingga ke hilir pun harus tetap menjadi perioritas.
"Bukan hanya persolan hulu saja seperti perambahan hutan, kemudian pertambangan di sungai-sungainya. Tetapi hilir juga dan sistem drainase di Kota Makassar harus lancar sehingga tidak terjadi penyumbatan," jelas Andi Sudirman Sulaiman.
Andi Sudirman Sulaiman pun menghaturkan rasa terimakasihnya kepada pihak Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang karena bersedia turun tangan langsung untuk memperlancar aliran air di Sungai Balangturungan dengan cara mengangkat tanaman enceng gondok dan mengeruk sedimennya.
"Terima kasih banyak kepada bapak kepala balai, Pak Adnan. Atas gerak cepatnya untuk membuka saluran antara Jembatan Daya dan jembatan sebelah," ucap Sudirman.
Foto : Tejho
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, Adnan Rasyid, juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada pihak Pemprov Sulsel karena bersedia turun ke lokasi untuk menyaksikan langsung apa yang tengah dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang.
"Terima kasih kepada Pak Wagub, yang sudah meluangkan waktunya untuk meninjau pekerjaan teman-teman di lapangan,"kata Adnan kepada awak media, Rabu (30/12/2020).
Penanganan banjir kata Adnan, sejatinya tidak mudah apalagi hujan kali ini disertai badai La Nina. Hal tersebut, menurut dia harus ditangani dengan sangat serius karena ini menyangkut kehidupan orang banyak.
Selain itu, Adnan menyebutkan bahwa setiap saluran di Kota Makassar juga harus dilihat terlebih dahulu, apakah itu saluruan primer atau saluran sekunder. Jika saluran primer, kata dia, maka pembersihannya menjadi tanggung jawab BBWSJ, sementara jika itu merupakan saluran sekunder maka itu menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi atau pemerintah kota.
"Tapi tidak masalah, semuanya dapat dibicarakan," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, pengerukan sungai Balangturungan sedang dikerjakan oleh balai yang berada di bawah naungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang memiliki panjang sekitar 330 meter dan lebar sungai sekitar 45 meter.
"Kami sangat berterima kasih dengan adanya kepedulian dan bantuan dari balai untuk mengurangi debit air yang mengancam tiga kelurahan di Kecamatan Bhiringkanaya ini," kata Camat Bhiringkanaya, Andi Syahrum Makkuradde kepada wartawan saat meninjau langsung pengerjaan balai, Sabtu, 26 Desember 2020, lalu.
Sungai Balangturungan memang menjadi saluran utama yang mengalirkan air dari sejumlah kelurahan yang berada di Kecamatan Bhiringkanaya ke laut. Saat ini Sungai Balangturungan mengalami sedimentasi dan permukaannya dipenuhi tanaman enceng gondok sehingga menghambat aliran air. (Tj)
Sumber : http://liputan8.com/?p=92210
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami