BONEPOS.COM, BULUKUMBA - Suasana penuh emosional kembali tumpah saat Haerul, menceritakan kronologis kepergian Hartina. Istri tercinta.
Seorang ibu hamil, yang hendak melahirkan. Itu harus mengembuskan napas terakhir sebelum calon anak keluar dari rahim, lantaran ditolak semua Rumah Sakit. Miris.
Malam itu, takziah terakhir di kediaman Alhamarhumah Hartina. Semua sanak keluarga berkumpul, mengirimkan doa-doa mengenang kepergian perempuan 24 tahun itu.
Tiada lagi isak tangis. Namun masih sangat jelas, nampak raut wajah Haerul, suami Hartina, yang masih terpukul atas kepergian istri tercintanya. Pun, anggota keluarga yang lain.
Pria tambun itu menceritakan kronologis kepergian sang istri yang terkesan dramatis.
Siang itu, Rabu 9 Desember, pukul 14.30 Wita, Hartina dilarikan ke Puskesmas Bonto Bangun, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba. Sebab, tidak lagi mampu menahan sakit perut karena kontraksi yang berlangsung dari pukul 09.00 Wita pagi itu.
Setibanya di Puskesmas, tanpa tindakan medis dasar dari pihak Puskesmas, Hartina langsung disarankan untuk dirujuk ke RS Bantaeng. Karena Rumah Sakit Bulukumba sudah penuh pasien.
"Mungkin karena tidak normal keadaannya makanya dirujuk," beber Haerul menerka saat ditemui Boneposcom di kediamannya, Sabtu (12/10/2020).
Menurut Haerul, rombongan berangkat tanpa membawa lembaran rujukan dari RS Bulukumba. Setibanya di Bantaeng, pihak RS memberi penolakan dengan alasan yang sama, penuh pasien. Namun, Haerul berpendapat berbeda.
Sumber : https://www.bonepos.com/?p=67219
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami