Heboh, Aplikasi Muslim Pro Jual Data Ke Militer AS. Ini Bantahannya


BONEPOS.COM - Aplikasi Muslim Pro yang berbasis di Singapura, membantah tuduhan menjual data pribadi penggunanya ke militer Amerika Serikat.

Menyadur The Straits Times, Rabu (18/11/2020) Bitsmedia, selaku pengembang aplikasi tersebut mengatakan pada Selasa (17 November) bahwa mereka akan segera memutuskan hubungannya dengan mitra datanya, tanpa menyebutkan siapa mereka.

Menurut laporan Vice Media yang diterbitkan pada hari Senin, militer AS membeli informasi pribadi yang dikumpulkan dari aplikasi di seluruh dunia, termasuk Muslim Pro, yang telah diunduh lebih dari 98 juta di seluruh dunia.

Aplikasi Muslim Pro tersebut menampilkan layanan seperti Alquran online, arah kiblat, serta jadwal waktu salat harian.

"Ini tidak benar. Perlindungan dan penghormatan privasi pengguna kami adalah prioritas utama Muslim Pro," kata Nona Zahariah Jupary, ketua komunitas Muslim Pro kepada The Straits Time.

"Sebagai salah satu aplikasi Muslim paling tepercaya selama 10 tahun terakhir, kami mematuhi standar privasi dan peraturan perlindungan data yang paling ketat, dan tidak pernah membagikan informasi identitas pribadi apa pun." sambungnya.

Dia menambahkan bahwa pengembang aplikasi telah meluncurkan penyelidikan internal dan sedang meninjau kebijakan tata kelola datanya untuk mengonfirmasi bahwa semua data pengguna ditangani dengan benar.

Vice telah melaporkan bahwa militer AS membeli data Muslim Pro melalui broker data pihak ketiga yang disebut X-Mode. Pialang data mengumpulkan data atau membelinya dari perusahaan lain.

Data yang dilaporkan dibeli adalah informasi lokasi serta nama jaringan Wi-Fi yang terhubung dengan pengguna, stempel waktu, dan informasi tentang ponsel tempat aplikasi diinstal.

Zahariah mengatakan bahwa Muslim Pro mulai bekerja sama dengan X-Mode empat minggu lalu, tetapi Oleh karena berita yang beredar mengenai penjualan data pengguna dari pihak ketiga, aplikasi Muslim Pro memutuskan untuk menghentikan hubungannya dengan semua partner data. Tak terkecuali dengan X-Mode.

Dewan Agama Islam Singapura (Muis) mengatakan bahwa mereka tidak memiliki pengawasan atas aplikasi seperti Muslim Pro dan tidak memberikan dukungan apa pun untuk mereka.

"Kami mendorong komunitas Muslim untuk berhati-hati saat menggunakan aplikasi semacam itu," kata juru bicara Muis.

Pihak Muis menambahkan bahwa pengguna harus berhati-hati mengenao informasi identitas pribadi yang mereka ungkapkan, syarat dan ketentuan khusus yang menyertai penggunaan aplikasi, dan konten yang disediakan.

Muis juga mengatakan bahwa mereka memiliki aplikasi Muslim SG sendiri yang didukung, yang menyediakan informasi untuk Muslim lokal seperti waktu sholat, gerai makanan bersertifikat halal dan lokasi masjid.



Sumber : https://www.bonepos.com/?p=65674

Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.