detiknews jumat, 13 nov 2020 09:30 wib buaya kembaran manusia cuma mitos, mengapa masih ada warga sulsel percaya? masyarakat sulsel, khususnya suku bugis makassar, di masa lampau sebelum datangnya agama islam yakin setiap manusia yang lahir memiliki kembaran buaya.


Makassar -

Masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel), khususnya suku Bugis-Makassar, pada masa lampau sebelum datangnya agama Islam, yakin setiap manusia yang lahir memiliki kembaran buaya. Tapi, sejak masuknya ajaran Islam hingga zaman modern saat ini, masih ada warga yang percaya pada mitos tersebut, mengapa?

Seperti penemuan seekor buaya muara di Sungai Tallo, Makassar, pada Rabu (11/11). Seorang warga, Muliadi, mengevakuasi buaya tersebut ke ruang tamu rumahnya dan memperlakukan buaya tersebut dengan hormat.

Buaya diyakni warga di Makassar sebagai keturunan manusiaBuaya diyakini warga di Makassar sebagai keturunan manusia (Hermawan/detikcom)

Buaya itu diletakkan di atas kain kafan putih dan dibungkus dengan kain kafan tersebut. Muliadi juga memanggil pemain gendang Gandrang Bulo sebagai bentuk penyambutan terhadap buaya yang diyakininya sebagai kerabat atau keturunan dari orang tuanya.

"Buaya keturunan (manusia) itu," tutur kerabat Muliadi, Firman, kepada wartawan di lokasi, Kamis (12/11/2020).

Menurut guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Nurhayati Rahman, kepercayaan terhadap mitos tersebut seperti yang dilakukan Muliadi memang masih eksis di sebagian masyarakat Bugis-Makassar. Masuknya agama Islam ke Sulawesi Selatan membuat cara beragama masyarakat Bugis-Makassar terbagi menjadi tiga bagian.

"Cara beragama orang Bugis-Makassar itu ada yang militan, ada yang mengasimilasikan, dan ada yang mendua," kata Nurhayati dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (12/11).

Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Nurhayati RahmanGuru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Prof Dr Nurhayati Rahman (Foto: dok. Istimewa)

Lebih lanjut Nurhayati mengungkapkan kepercayaan warga di sekitar Sungai Tallo, Makassar, yang meyakini buaya tersebut sebagai saudaranya dan keturunan dari orang tua, merupakan cara beragama yang mendua setelah masuknya agama Islam di tanah Bugis-Makassar.

"Yang mendua ini yang banyak, terutama di desa-desa. Seperti itu mi wujudnya, dianggap bahwa (buaya tersebut sebagai) saudaranya itu yang datang," tutur Nurhayati.

Lihat juga video 'Heboh Buaya Putih Muncul di Sungai Brantas Kediri, Bagaimana Kisahnya?':

[Gambas:Video 20detik]

Kepercayaan ini merupakan keyakinan yang membuat masyarakat Bugis-Makassar menjaga alam, simak selanjutnya>>>



Sumber : https://news.detik.com/berita/d-5253087/buaya-kembaran-manusia-cuma-mitos-mengapa-masih-ada-warga-sulsel-percaya

Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.