Yogyakarta - Badan Standarisasi Nasional (BSN) hingga per September 2020, telah menetapkan 13.308 SNI (Standar Nasional Indonesia) dengan jumlah SNI yang aktif sebanyak 11.034 SNI.
"Sebanyak 238 SNI diantaranya diberlakukan secara wajib oleh regulator," imbuh Kepala BSN, Kukuh S. Achmad usai membuka Indonesia Quality Expo (IQE) 2020 di Yogyakarta, Kamis, 12 November 2020.
Dia menjelaskan, skema atau tata cara sertifikasi untuk SNI yang telah ditetapkan sebanyak 173 skema. Melalui Komite Akreditasi Nasional (KAN) per Mei 2020, telah mengakreditasi sejumlah 2.265 LPK, yang terdiri dari laboratorium, lembaga sertifikasi, dan lembaga inspeksi.
BSN berkolaborasi dengan Pemda Yogyakarta khususnya, untuk menyukseskan IQE 2020. Ajang ini menjadi sarana yang bagus untuk mempromosikan SNI. SPK menjadi salah satu jawaban penting dan strategis atas fenomena dan trend perdagangan baik di masa lalu, sekarang juga masa depan,
Menurutnya, tuntutan perlindungan bagi konsumen semakin menguat apalagi konsumen butuh jaminan keamanan, keselamatan, kesehatan dan tentunya kualitas. Oleh karenanya, diperlukan dorongan untuk menggerakan hilirisasi atau komersialisasi hasil inovasi, sehingga produk Indonesia memiliki value dan keunggulan kompetitif.
"Melalui inovasi, banyak produk unggulan yang dihasilkan. Dan pameran ini merupakan suatu cara untuk mempromosikan produk yang tentunya berstandar," ujar Kukuh.
IQE edisi ke-8 tahun ini sendiri berlangsung di Jogja City Mall, 12 sampai 15 November 2020. Meskipun, di tengah pandemi Covid-19, pameran tetap berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan. Diharapkan, IQE kali ini dapat membangkitkan optimisme dan perekonomian Indonesia.
Begitu pula, Yogyakarta. Yogyakarta dipilih menjadi tuan rumah karena komitmen Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terhadap penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI).
"Hal ini ditandai dengan diterimanya penghargaan Tokoh Standardisasi 2019 Kategori Kepala Daerah kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X," ungkap Kukuh.
Adapun khusus di Yogyakarta ini, BSN mencatat produk unggulan diantaranya kerajinan kayu, perak, dan tekstil. Terdapat contoh produk unggulan yang berasal dari produk inovasi yaitu produk KANABA (mesin cuci kapasitas besar) di Bantul, dan Insenirator (Pengolah Sampah) di Bandung.
"Kami yakin banyak produk inovasi yang ditemukan oleh lembaga riset baik di pemerintah, swasta maupun dunia pendidikan yang berpotensi dihilirisasikan sehingga perlu difasilitasi dengan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian atau yang biasa disebut dengan SPK," pungkas Kukuh.
Sebagaimana diketahui, produk-produk unggulan Indonesia pada umumnya juga dihasilkan oleh pelaku usaha skala mikro dan kecil yang produknya juga sudah banyak berhasil menembus pasar ritel dan ekspor. BSN memiliki program pembinaan UMKM.
Hingga saat ini, BSN telah membina 811 UMKM. Dari jumlah tersebut, terdapat 35 UMKM binaan BSN yang dibina di wilayah Yogyakarta. Yang tersertifikasi sebanyak 6. BSN juga menganugerahkan penghargaan SNI Award pada beberapa organisasi dan industri di Yogyakarta seperti Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero).
"Oleh karena itu, BSN berkolaborasi dengan Pemda Yogyakarta khususnya, untuk menyukseskan IQE 2020. Ajang ini menjadi sarana yang bagus untuk mempromosikan SNI. SPK menjadi salah satu jawaban penting dan strategis atas fenomena dan trend perdagangan baik di masa lalu, sekarang juga masa depan," tuturnya. []
Baca juga:
Berita terkait
Sumber : https://www.tagar.id/bsn-september-2020-13.308-produk-telah-resmi-menjadi-sni
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami