mutilasi kalibata dan kehidupan masa kecil tersangka laeli


Tegal – Makmuri, 60 tahun, warga Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah ini merasa seperti disambar petir. Kaget bukan kepalang. Pria ini tidak menyangka, setelah hampir dua tahun hilang kontak dengan anak perempuannya, kabar buruk menghampiri.

Anak perempuannya ini bernama Laeli Atik Supriyatin, 27 tahun, yang tidak lain adalah tersangka mutilasi Rinaldi Harley Wismanu di apartemen Kalibata City, Jakarta. Makmuri, juga istrinya, Masliha, 55 tahun, mengetahui Laeli setelah kakak-kakanya yang di Jakarta, memberi kabar buruk itu. "Saya tahunya waktu kakak-kakaknya pada nelpon. Mereka pada nangis semua. Saya juga nangis terus," kata Makmuri saat ditemui Tagar di sawah yang berada dua kilometer dari rumahnya.

Makmuri mengungkapkan, anak keempat dari tujuh bersaudara ini sudah dua tahun tidak pulang ke Tegal. Selain itu, keluarga sudah 1,5 tahun tak mengetahui keberadan dan kabarnya.

Baca Juga:

Sejak putus kontak, keluarga sudah berupaya mencari keberadaan Laeli di Jakarta. Terakhir kali mencarinya pada Iduladha lalu. "Sudah 1,5 tahun putus kontak. Tidak pernah telpon, nomornya ditelpon juga tidak bisa," kata Makmuri.

Dia menceritakan, Laeli merupakan sosok penurut dalam keluarga. Menyadari orang tuanya bukan dari kalangan berada, Laeli tak pernah menuntut untuk dibelikan apa-apa kepada orang tuanya semasa masih bersekolah. "Mungkin kalau dari kecil saya ceritain, saya tidak kuat. Itu nurutnya ya Allah, nurut betul-betul," ungkapnya.

Coba Bayangin. Pakai kantong keresek, nurut. Nggak nangis, nggak apa.

Pria paruh baya ini menyonyohkan betapa Laeli sosok penurut. Dia masih ingat Laely ke sekolah tidak memakai tas tetapi pakai kantong kresek. Itu terjadi saat Laeli kelas satu SD. "Coba Bayangin. Pakai kantong keresek, nurut. Nggak nangis, nggak apa. Kalau pulang sekolah nggak pernah bergaul," kenang Makmuri.

Laeli juga sosok pemalu sampai menginjak SMA. "Waktu SMA, kalau temannya datang mau minjem buku, terkadang teman lelaki, itu cuma dari pintu aja ngasihnya," tuturnya.

Berubah Sejak Bekerja 

Menurut Makmuri, Laeli juga sosok yang patuh kepada orang tua dan kakak-kakanya. Laeli juga rajin dan pintar selama sekolah. Bahkan sejak dari SDN Kesuben, SMPN Lebaksiu hingga SMAN 3 Slawi, selalu berprestasi di kelas bahkan sekolahnya. "Di sekolah selalu dapat rangking. Paling tidak ranking tiga besar," ujar dia.

Tidak heran, prestasinya yang gemilang itu membuat Laeli diterima di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI) melalui jalur prestasi atau Bidikmisi. "Anaknya memang rajin dan pintar. Waktu sudah kuliah, siang dia kuliah, malamnya ngelesin buat tambah-tambah," ucap Makmuri.

Baca Juga:

Makmuri mengungkapkan, usai lulus kuliah pada 2018, Laeli kemudian bekerja di salah satu perusahaan di kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur. Sejak saat itu, sikap Laeli kepada keluarga cenderung berubah. "Waktu kuliah masih wajar-wajar saja. Mungkin pas mau atau sudah kerja pengaruh pergaulan jadi berubah. Mungkin kenalan dengan orang tidak benar," ujarnya.

Menurut dia, Laeli sudah mulai berani melawan jika dinasehati oleh kakak-kakaknya. "Dinasehati kakaknya tidak bisa, malah melawan. Akhirnya putus kontak. Terakhir kontak dia bilang sama mbakyunya, wis ora usah goleti aku (sudah tidak usah mencari saya)," ucapnya.

Dia mengungkapkan, sebagai orang tua sudah merasa berupaya mendidik anak-anaknya dengan baik. "Anak-anak saya nurut semua. Laeli juga tadinya. Makanya saya juga bingung tahu-tahu begini. Mungkin karena pergaulan. Setelah bergaul dengan orang yang mungkin tidak karuan jadi begitu," ujarnya. []

Berita terkait



Sumber : https://www.tagar.id/mutilasi-kalibata-dan-kehidupan-masa-kecil-tersangka-laeli

Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.