HNR ANDRI, Pemuda Sangat Berperan Mengawal Pilkada yang Sehat


SULSELBERITA.COM., Kendari. Seorang pemuda HNR Andri. Asal Kendari, mengungkap betapa berperannya pemuda dalam mengawal pilkada yang sehat.

Mungkin bagi kebanyakan orang menganggap bahwa PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah) hanya bicara soal menang dan kalah, juga bagi sebagian orang beranggapan bahwa pilkada adalah tempat taburan uang untuk memenangkan pertarungan kontestasi politik.

Tidak salah jika pandangan itu melihat beberapa tahun yang lalu pada setiap pilkada masyarakat dihadirkan atau dipertontonkan oleh hal itu. Maka, anggapan itu bagaikan virus Corona yang menjalar ketubuh dan menjadi penyakit yang membahayakan.

Demokrasi yang adil, bersih dan jujur harus benar-benar dilaksanakan terkhusus bagi setiap calon-calon yang akan bertarung pada pilkada serentak tahun 2020 nanti.

Pemilihan Kepala Daerah adalah rangkaian adab, norma dan etika yang harus dibangun sesuai dengan adat dan kebiasaan bangsa Indonesia. Tidak akan terbentuk pemimpin atau kepala daerah yang bersih jika pelaksanaan pilkada tidak disertai hal-hal yang bersih pula terutama bagi para calon pemimpin ke depan. Masyarakat perlu diberi contoh oleh pemimpin, disadari atau tidak bahwa pemimpin adalah panutan bagi rakyatnya, jelek pemimpinnya akan berdampak jelek pada rakyat sebab dia adalah nafas bagi rakyat yang dipimpinnya.

Urgensi pendidikan politik pada pilkada serentak tahun 2020 ini adalah kunci kesuksesan dan keberhasilan pelaksaan pilkada nantinya. Etika dan norma menjadi pedoman untuk ditaati bersama oleh setiap calon.

Adapun Pemuda merupakan pilar penting kemajuan suatu daerah. Pemuda adalah garda terdepan dalam penentu masa depan di daerah nya. Maju atau mundur nya suatu daerah terletak di tangan kaum pemuda. Pemuda hebat akan membawa kemajuan daerahnya. Itulah mengapa, dalam hal apa pun mengenai hajat kehidupan manusia, pemuda selalu menjadi prioritas utama sebagai alat menuju pembangunan dalam mencapai kesejahteraan masyarakatnya.

Pemuda adalah sosok yang tidak pernah bosan untuk diperbincangkan publik dalam berbagai tingkatan generasi. Bung Karno pernah berkata, "Berikan aku 10 Pemuda, maka akan ku guncangkan dunia". Pernyataan ini bukan merupakan sembarang pernyataan melainkan mengandung pesan tersirat tentang begitu besarnya pengaruh pemuda dalam membangun peradapan dunia. Pemuda merupakan calon pemimpin masa depan bangsa. Sebagaimana pepatah mengatakan: "Youth today is leader tomorrow", yang bermakna "PEMUDA saat ini adalah Pemimpin di Masa Depan".

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa dalam menentukan pemimpin pemerintahan di Indonesia menggunakan sistem demokrasi. Menurut Abraham Lincoln, Demokrasi adalah sistem pemerintah yang diselenggaran dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sedangkan di Indonesia sendiri menganut sistem demokrasi langsung yakni demokrasi yang secara langsung dalam melibatkan rakyat untuk pengambilan keputusan terhadap suatu negara. Dalam demokrasi langsung, rakyat secara langsung berpartisipasi dalam pemilihan umum dan menyampaikan kehendaknya.

Partisipasi pemuda dalam politik sangatlah perlu terutama partisipasi pemuda dalam menyampaikan gagasannya di dalam kontestasi pesta demokrasi.

Aspirasi pemuda yang bersifat konstruktif sangat diperlukan untuk kebaikan di daerah, terlebih pemuda adalah Pemimpin Masa Depan. Pemuda memiliki peran yang strategis dalam politik di bangsa hingga di daerah. Pemuda adalah sosok yang selalu menjadi pusat perhatian publik, karena semangat juangnya yang tinggi dalam membela bangsa dan daerahnya. Pemuda adalah tulang punggung bangsa yang diharapkan mampu memperbaiki masa depan daerahnya menjadi lebih baik. Pemuda memiliki peran sentral dalam mendobrak kebuntuan politik. Kontribusi pemuda dalam menyongsong pesta demokrasi yang sehat dalam pilkada serentak tahun 2020 ini sangatlah diperlukan.

Untuk itu peran pemuda sangat diharapkan turut andil untuk memperbaiki sistem pemerintahan di daerahnya masing-masing. Kondisi politik yang tidak lepas dari money game perlu dobrakan oleh kaum pemuda agar lebih baik dari periode ke periode berikutnya. Pemuda adalah Leader of change yang membawa kontribusi besar untuk kebaikan daerahnya. Telah kita ketahui bahwa dalam pilkada diberbagai daerah, tidak jarang pula, persaingan antar parpol dalam pilkada memicu adanya persaingan yang tidak sehat. Seperti black campaign, negative campaign, bahkan politik uang saat pencalonan dalam pilkada.

Adapun langkah-langkah peran pemuda dalam menciptakan pilkada yang sehat, perlu memberikan terobosan dalam politik, baik itu melalui pendidikan (education) politik kepada masyarakat didaerah-daerah. Yang pertama memberikan pendidikan ataupun pemahaman tentang "Politik Uang" (money politic) dalam pilkada serentak nantinya. Seperti kita ketahui bahwa politik uang dalam kampanye selama pencalonan di pilkada serentak nanti sudah menjadi budaya yang mendarah daging pada masyarakat di berbagai daerah. Tidak jarang demi memenangkan pilkada, partai politik atau wakil dari parpol tanpa tanggung-tanggung mengucurkan ratusan juta, milyaran hingga triliunan untuk memenangkan kontestasi tersebut.

Jadi peran pemuda sebagai leader of change harus turut andil dalam menanamkan stigma ke masyarakat bahwa pilkada harus dilakukan secara sehat tanpa politik uang atau sogokan saat pencalonan. Bukan berarti bila para calon tidak memberikan uang ke masyarakat itu pelit karena tidak mau berbagi kepada masyarakat, melainkan karena mereka menjunjung nilai-nilai kejujuran dan keadilan. Sebab calon terpilih yang menggunakan sistem politik uang dalam pilkada, secara otomatis mereka ketika terpilih bukan bekerja secara tulus untuk memperjuangkan hak rakyat melainkan bekerja untuk mengembalikan modal awal ketika pencalonan sehingga hal inilah yang memicu terjadinya korupsi. Mereka yang menang karena pilihan rakyat menggunakan politik uang akan berfikir bagaimana cara mendapatkan hasil untuk mengembalikan modalnya. Sebaliknya, bila mereka terpilih bukan karena politik uang saat pencalonan dengan tidak menyogok rakyat, maka ketika mereka menjabat sebagai wakil rakyat mereka akan sungguh-sungguh bekerja memperjuangkan hak rakyat.

Bila kita bersama-sama menginginkan daerah kita bersih dan bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) maka laksanakanlah pilkada yang sehat tanpa politik uang. Selain itu, pemuda juga perlu menanamkan mindset ke masyarakat bahwa pilkada harus dilakukan dengan sehat yakni tanpa politik uang/uang sogokan dalam pencalonan.

Masyarakat di daerah dihimbau agar tidak menerima uang sogokan dari wakil rakyat. Dengan kerja sama yang baik antara pemuda dan masyarakat, diharapkan terbentuklah pilkada sehat tanpa politik uang. Rakyat jangan mau disogok, sebab ketika rakyat mau disogok maka ketika pejabat melakukan penyelewengan, rakyat sendiri yang menderita akibat ulah si pejabat. Rakyat harus cerdas, dengan tidak menerima sogokan mereka dapat dengan leluasa tanpa rasa sungkan memprotes pejabat pemerintah bila mereka melakukan penyelewengan. Sehingga rakyat pun turut andil dalam pengawasan sistem pemerintahan di Sulawesi Tenggara agar berjalan dengan adil, bersih, dan jujur.

Harapan kita bersama masyarakat harus bermental jujur dan menjunjung integritas daerahnya dengan menolak politik uang dalam kampanye ataupun menolak pemberian uang atau hadiah atau barang apapun dari calon kepala daerah selama proses pilkada berlangsung.

Selanjutnya "Stop Black Campaign" maupun "Negative Campaign". Baik black campaign ataupun negative campaign harus dihilangkan karena hal inilah yang memicu terjadinya perpecahan maupun perselisihan antar calon pemimpin di daerah. Black campaign adalah kampanye saat pencalonan dengan menjatuhkan lawan politik menggunakan fitnah sehingga rakyat tidak percaya pada lawan politiknya dan berpihak untuk memilihnya.

Sedangkan negative campaign adalah kampanye saat pencalonan dengan lawan politik menggunakan fakta-fakta keburukan atau kekurangan lawan politiknya dengan tujuan agar rakyat berpihak untuk memilihnya.

Jadi kesimpulannya penulis menyampaikan bahwa baik "Black campaign ataupun Negative campaign" memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menjatuhkan lawan politik serta untuk memenangkan suara rakyat, hanya perbedaannya kalau black campaign menggunakan fitnah atau tuduhan tidak benar sementara negative campaign menggunakan fakta keburukan lawan politiknya. Antar calon pemimpin daerah yang mencalonkan diri dalam pilkada harus rukun dan bersatu, mereka memang bersaing tetapi bersainglah dengan sehat yakni dengan menggunakan kampanye yang sehat (kampanye mengunggulkan kelebihan dan prestasi calon kepala daerah tanpa menjatuhkan lawan politiknya dengan memfitnahnya atau mengungkap keburukan lawan politiknya).

Jadi peran Pemuda sebagai Leader of change memiliki peran yang sangat penting dalam menggiring opini kepada masyarakat dan media dalam mewujudkan pilkada yang sehat. Sehingga tidak ada serang argumen antar supporter calon-calon kepala daerah baik di dunia maya (sosial media) maupun di dunia nyata. Dengan kontribusi pemuda dalam politik yang bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat maka diharapkan akan terbentuk budaya politik yang sehat (healthy politic culture) dan masyarakat madani (civil society).

Persatuan pemuda dan kerja sama antar pihak (pemerintah dan masyarakat) akan mendorong terjadinya transformasi sistem politik yang mengunggulkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan. Sehingga kesejahteraan rakyat menjadi pilar utama yang akan dicapai selama masa jabatan para legislatif dan para pemimpin kepala daerah ini.

Penulis :. Jaringan Advokasi Kebijakan Publick dan Pemerhati Pemilu ,Sulawesi Tenggara, HNR ANDRI

Advertisement



Sumber : https://sulselberita.com/?p=55721

Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.