Makassar, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar mulai melaksanakan pendataan sensus penduduk secara tatap pada 1 - 25 September 2020. Sensus penduduk ini merupakan kelanjutan untuk melengkapi sensus penduduk online yang telah dilaksanakan pada 15 April - 29 Mei 2020 lalu.
Pelaksana Harian Kepala BPS Makassar Hafid mengatakan kondisi kesehatan para petugas yang mendata sudah dijamin. Bukan itu saja, BPS juga menerapkan protokol kesehatan COVID-19 saat mengunjungi rumah-rumah warga.
"Ada 854 petugas kami yang tersebar di 15 kecamatan dijamin bebas COVID-19. Sebelum ke lapangan kita rapid test dulu. Jika ada reaktif, kita istirahatkan. Petugas kami juga dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, sarung tangan, handsanitizer, dan perlengkapan yang selalu dijaga kebersihannya," kata Hafid di Kantor Wali Kota Makassar, Selasa (8/9/2020).
1. Sensus penduduk tatap muka dibuat lebih sederhana
Hafid mengatakan, sensus penduduk kali ini dirancang lebih sederhana yang awalnya 22 pertanyaan kini hanya 4 pertanyaaan, yaitu jumlah penduduk, alamat, jenis kelamin dan kepemilikan NIK.
"Kita berharap sensus penduduk tatap muka ini bisa mencapai target 100 persen. Saat ini, hasil sensus baru mencapai 30 persen atau 148.000 KK, dari total target 336.389 KK," katanya.
2. Rudy tekankan protokol kesehatan pada sensus penduduk
Sementara itu, Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin mengapresiasi langkah BPS Kota Makassar karena menerapkan protokol kesehatan. Menurutnya, ketersediaan data penduduk sangat strategis dalam menentukan setiap proses kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
"Sensus penduduk merupakan program nasional yang harus didukung bersama. Hanya saja di masa pandemik ini protokol kesehatan harus tetap menjadi hal utama yang harus didahulukan," ujar Rudy.
Baca Juga: Sensus Penduduk Online, Partisipasi Warga Sulsel Mencapai 21 Persen
3. Rudy ingin database kependudukan terintegrasi
Rudy berharap, sistem database kependudukan ke depannya harus terintegrasi dengan seluruh stakeholder terkait, sehingga sistem verifikasi data lebih akurat dan terjaga keamanannnya.
"Basis data itu pondasi untuk kesuksesan suatu pelayanan dan kebijakan pemerintah daerah. Kalau data kacau, keputusan selanjutnya pasti kacau," kata Rudy lagi.
Rudy juga berharap Indonesia ke depannya bisa memiliki data tunggal akurat berbasis kependudukan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat jika sewaktu-waktu menemukan kendala administrasi.
"Jadi kalau ada data tunggal akurat, kalau ada orang misalnya urus SIM atau mengajukan kredit di bank, tidak perlu lagi ada surat pengantar. Administrasi kita belum praktis, bahkan terkadang orang yang dalam keadaan darurat di rumah sakit, bisa jadi terlambat ditangani karena proses administrasi," kata Rudy.
Baca Juga: Aduh, Baru 7 Persen Warga Makassar Mengisi Data Sensus Penduduk Online
Sumber : https://sulsel.idntimes.com/news/sulsel/ashrawi-muin/bps-makassar-terjunkan-854-petugas-sensus-penduduk
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami