
MAKASSAR, LIPUTAN8.COM – Ketua Tim Penggerak PKK Kota Makassar, Rossy Timur Wahyuningsih, mengajak warga untuk lebih kreatif dalam memasarkan hasil kerajinan di masa pandemi, karena tantangan pengrajin bukan hanya pasokan bahan baku, namun juga target pasar yang dituju.
Hal itu dikemukakan Rossy yang juga merupakan ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) kota Makassar, saat melakukan kunjungan di Birma Rumah Kreatif, sebuah rumah industri kerajinan berbahan limbah plastik di kelurahan Biring Romang, kecamatan Manggala, kota Makassar, Rabu (12/8).
Lebih lanjut menurut Rossy, Dekranasda selaku mitra pemerintah dalam memajukan industri kerajinan, dituntut untuk mengambil peran bersama pemerintah dalam memberikan solusi atas kesulitan yang dihadapi pengrajin di masa saat ini.
"Kunjungan ini kami harapkan dapat memotivasi teman – teman pengrajin untuk terus berkarya meski di masa pandemi, karena di masa ini pengrajin dituntut untuk lebih kreatif terutama dalam pemasaran. Di sinilah peran Dekranasda, dan pemerintah untuk hadir memberikan solusi," tegas Rossy.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) kelurahan Biring Romang, yang juga merupakan penanggung jawab Birma Rumah Kreatif, Ambang Ardi Yunisworo, mengatakan, bahwa Birma Rumah Kreatif, yang selama ini hanya mengandalkan event pameran dan pesanan dalam pemasaran produknya, selama masa pandemi covid-19, sama sekali tidak terdapat penjualan.
"Selama pandemi covid 19 yang terjadi hampir 6 bulan ini, penjualan kami benar-benar stop. bahkan sepanjang perjalalanan tahun ini penjualan kami benar-benar nol, jadi kamipun nyaris tidak pernah melakukan proses produksi sama sekali," tegas Ambang.
Lebih lanjut Ambang memaparkan, bahwa hingga saat ini produk kerajinan tangan utamanya yang berbahan dasar sampah, masih kurang dihargai oleh masyarakat, sehingga di masa serba sulit saat ini, semakin menyulitkan baginya untuk memasarkan produk-produknya.
"Hingga saat ini memang sebuah produk dengan bahan baku sampah itu masih dipandang sebelah mata oleh sebagaian besar masyarakat, bahkan tidak jarang orang bilang bahannya sampah, kok harganya segitu. Jadi ditambah dengan situasi sulit seperti saat ini, kesulitan pemasaran kami menjadi lipat ganda," tegas Ambang.
Birma Rumah Kreatif yang juga dikenal dengan sebutan Birma Rindu Kraf, lanjut Ambang berdiri tepatnya pada 23 September 2019, dengan jumlah anggota sebanyak 25 orang dari berbagai kalangan warga kelurahan Biring Romang, dengan spesifikasi keahlian yang bervariasi.
Adapun berbagai produk yang dihasilkan diantaranya miniatur motor, miniatur mobil, bonsai, berbagai jenis bunga, lampu hias, diorama, Robot dan berbagai kostum Karnaval yang semuanya berbahan baku sampah antara 75% hingga 90%, yang dijual dengan harga bervariasi dari 50 ribu hingga ratusan ribu rupiah tergantung tingkat kesulitannya. (*)
Sumber : http://liputan8.com/?p=89483
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami