FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Kasus tumpahan minyak milik Pertamina yang terjadi sejak Rabu (20/5/2020) lalu masih mencemari sebagian bibir Pantai Makassar. Warna air laut masih menghitam. Ceceran minyak masih terlihat di bagian selatan pelabuhan peti kemas, belakang Popsa, dan Cafe Ombak Marina.
Dari pantauan, sejak pagi sampai siang warna air laut masih terlihat menghitam. Belum ada masyarakat yang melakukan aktivitas berenang dan mancing. Padahal, tempat ini sudah puluhan tahun dijadikan sebagai untuk menikmati suasana laut sambil berenang di pagi dan sore hari. Masalah lingkungan yang ditimbulkan diprediksi akan memakan waktu lebih lama untuk pemulihan.
Hal ini menjadi keluhan Pemilik Cafe Ombak, Andi Januar Jaury Dharwis yang lokasinya berada persis di bibir pantai.
Gumpalan pasir yang bercampur minyak tampak masih terlihat. Bentuknya sebagian bulat, sebagian lagi pipih menyerupai batu apung. Cairan kental bertekstur lengket masih nampak di pilar dan tembok pantai sebelah selatan dermaga peti kemas Pelabuhan Makassar.
"Sebelum terjadinya tumpahan minyak, air laut di sini sangat jernih. Masyarakat juga menjadikan tempat ini untuk berenang. Begitu juga dengan masyarakat yang hobi memancing. Sekarang sudah tidak ada lagi aktivitas warga yang berenang," kata A Januar yang juga anggota DPRD Sulsel ini. Dia menyebutkan mondisi ini sangat terasa manakala air laut surut.
Hal senada dikatakan Reza Ali. Mantan anggota DPR RI ini mengaku usaha restoran yang dikelolanya merugi. Sebab banyak konsumen yang sudah reservasi, membatalkan. Begitu juga dengan jasa angkutan antar pulau yang dikelolanya, sepi orderan. Masyarakat yang biasanya menggunakan kapal ke Pulau Kayangan atau ke Gusung untuk berenang atau memancing, mengurungkan niatnya karena kualitas air yang tidak bagus. Akibatnya omzetnya turun sampai 80 persen.
Ia meminta pihak Pertamina tidak tinggal diam. Sebab jenis minyak yang tumpah merupakan jenis minyak berat yang jika tidak ditangani secara serius gumpalan pasir bercampur minyak mentah akan terus melengket di tembok pembatas dan menggenangi sepanjang pantai. ''Jika tidak ditangani secara serius dampak tumpahan minyak ini akan merusak lingkungan. Coba lihat warna air di sini, masih berwarna hitam," kata Reza Ali.
Ia mengaku pihak Pertamina seakan lepas tangan. Alasannya aktivitas pembersihan dilakukan seadanya. Itupun hanya tiga hari. Setelah itu tak ada lagi aktivitas pembersihan. Sejumlah komunitas perenang laut mengaku akan menggugat pihak terkait jika masalah pencemaran laut ini diabaikan.
Mereka sepakat bahwa pencemaran lingkungan harus disikapi serius. Salah satu komunitas perenang, Suardi mengaku tiga kali seminggu di akhir pekan berenang di sekitar Ombak Cafe, Kayangan dan Gusung. Namun sejak kejadian tumpahan minyak ini, agenda mereka terdampak. (nur)
Sumber : https://fajar.co.id/2020/06/02/masih-cemari-bibir-pantai-legislator-soroti-tumpahan-minyak-milik-pertamina/
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami