kematian hewan ternak di taput tak terkait mistis


Taput - Misteri kematian ratusan hewan ternak di Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara, mulai menemukan titik terang. Kejadian tersebut dipastikan tidak terkait hal mistis atau hewan gaib. 

Warga Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, lokasi hewan ternak ditemukan mati misterius, telah memasang sejumlah perangkap guna menguak kasus tersebut. Hasilnya, besi perangkap bengkok. 

Dari hasil analisa dan investigasi tim bahwa penyebab kematian ternak-ternak itu adalah binatang.

Arthur Hutasoit, salah satu relawan desa yang berupaya aktif menguak misteri itu mengatakan telah memasang jebakan di sekitar kandang ternak yang mati di Dusun Pargompulon, Pohan Tonga. Jebakan yang dibuat dari konstruksi besi, diisi bangkai babi yang ikut mati terbunuh, dirusak. 

"Buktinya bangkai ternak babi seberat 25 kilo yang kami pasang sebagai umpan, perangkapnya yang berpintu jari-jari besi bisa bengkok," tutur dia, Minggu, 21 Juli 2020. 

Dari investigasi yang dilakukan sejak dua hari terakhir itu, kata Arthur, membuktikan bahwa pembunuh hewan ternak milik Saut Simanjuntak, 47, warga Pargompulan, bukan berbau mistis. "Perangkap ini didatangi tadi malam, satu petunjuk dan bukti kuat bahwa kejadian janggal ini bukan hal mistis lagi," ucapnya. 

Kasi BBKSDA TarutungKepala Seksi BBKSDA Sumut Wilayah IV Tarutung Manigor Lumbantoruan meyakini penyebab kematian hewan ternak di Tapanuli Utara (Taput) karena serangan binatang. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang)

Di temui di lokasi pemasangan perangkap di sekitar kebun Saut Simanjuntak, Arthur mengaku sempat melihat gerakan dari sosok berciri hewan, melompat dan melintasi sungai dekat rumah Saut Simanjuntak. Saat itu ia tengah ronda kampung pada Jumat dini hari, 19 Juni 2020.  

"Sekira pukul satu, saat ronda pernah menyaksikan sosok makhluk berkaki empat dengan tungkai kaki belakang panjang dan tungkai depan lebih pendek, melompat menyeberangi badan sungai dengan lebar belasan meter," kata dia. 

Kepala Seksi BBKSDA Sumut Wilayah IV Tarutung Manigor Lumbantoruan memastikan kematian ternak warga murni karena serangan binatang buas meski jenisnya belum jelas diketahui.

"Dari hasil analisa dan investigasi tim bahwa penyebab kematian ternak-ternak itu adalah binatang. Jadi kami akan membawa dukungan, turunkan pihak yang ahli. Kami akan monitoring tanpa batasan waktu. Kalau sudah jelas binatangnya akan lakukan upaya preventif," katanya.

Hanya saja, BBKSDA kesulitan mengidentifikasi jejak secara manual dari pembunuh ternak di Pargompulon. Manigor dan tim tidak bisa menganalisa hanya berdasar foto, sementara hewan ternak yang mati telah dikubur karena sudah membusuk. 

"Karena sudah dikubur, secara analisa barang bukti kami tidak bisa. Kami menganalisa dari foto di Instagram. Ternak babi itu lehernya seperti kena tombak, perutnya tersayat, bagus sayatannya dan perutnya tidak terburai, tidak ada organ yang hilang. Artinya, Itu analisa dari fotonya," tutur dia. 

Untuk saat ini, Manigor meminta lokasi di sekitar kandang steril dari aktivitas warga, mengingat akan dipasang kamera pengintai. Selain itu, agar binatang pembunuh tidak takut kembali ke kandang. 

"Hari ini kami masih menganalisa. Kami akan menurunkan alat (kamera trap). Dan untuk melancarkan pengintaian perlu koordinasi kepada warga ciptakan suasana tenang," katanya.

"Kami sudah sepakat dengan camat, koramil dan desa agar tidak terlalu banyak didatangi orang agar segala jejak-jejak itu bisa kami identifikasi. Informasi dari peternak, kadang jam satu dan jam dua siang ternaknya mati. Jadi binatang itu bukan datang hanya malam hari."

Terpisah, Saut Simanjuntak menyakini binatang pemangsa ternaknya tidak berukuran kecil. Dasarnya, kemampuan binatang tersebut membawa babi seberat 25 Kg keluar kandang. 

"Ternak babi kami memiliki berat 25 kg mampu diangkat dari kandang dan saya temukan mati dengan sejumlah luka tusukan di bagian leher dan sayatan memanjang di bagian perut. Terdapat sejumlah tusukan, dan cakaran, serta sayatan pada bagian perut. Makhluk itu sepertinya hanya mengisap darah saja," ucapnya. 

Diberitakan sebelumnya, sekitar 200 unggas jenis ayam dan itik serta seekor babi milik Saut Simanjuntak ditemukan mati secara janggal di sekitar kandang. Kejadian itu viral di media sosial, setelah diunggah oleh Arthur Hutasoit, pemilik akun Facebook Mangaturhutasoit Arthur Kaytung Zamruuds []

Baca juga: 

Berita terkait



Sumber : https://www.tagar.id/kematian-hewan-ternak-di-taput-tak-terkait-mistis

Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.