Makassar, IDN Times - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan kembali menangkap 9 orang yang diduga terlibat menjemput paksa jenazah pasien terkait COVID-19 di rumah sakit di Makassar. Sejauh ini polisi sudah menetapkan 12 tersangka terkait peristiwa di empat RS.
Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Kombes Ibrahim Tompo mengungkapkan, penyidik menangkap sembilan orang itu dari hasil penyelidikan. Mereka disebut terlibat pada peristiwa di RS Stella Maris, akhir pekan lalu.
"Dua ditetapkan sebagai tersangka dan tujuh sudah dikembalikan. Masih berstatus sebagai saksi," kata Ibrahim, Kamis (11/6).
Baca Juga: Penjelasan RS Dadi Soal Keluarga Pasien Ingin Ambil Paksa Jenazah
1. Satu orang menyerahkan diri dan hasil rapid test reaktif
Ibrahim mengatakan, ada satu orang warga yang datang menyerahkan diri ke polisi. Dia diduga terlibat pada peristiwa di RS Labuang Baji. Polisi pun langsung menggelar tes cepat atau rapid test kepadanya.
"Namun setelah dicek rapid test, hasilnya reaktif, sehingga dimasukkan dalam karantina dan statusnya masih sebagai saksi," ucap Ibrahim.
Polisi sebelumnya telah menggelar rapid test kepada puluhan orang yang ditangkap. Di antara mereka ditemukan sejumlah orang yang reaktif COVID-19.
2. Tersangka bertambah jadi 12 orang
Per Kamis (11/6) jumlah tersangka terkait kasus pengambilan paksa jenazah di RS berjumlah 12 orang. Rinciannya, dua tersangka untuk RSKD Dadi, tiga tersangka di RS Stella Maris, lima tersangka di RS Labuang Baji, dan dua tersangka di RS Bhayangkara.
Tersangka ditahan di Kantor Polrestabes Makassar. Sedangkan yang hasil tesnya reaktif diisolasi. "Kita akan terus kembangkan. Tidak menutup kemungkinan ke depan bisa saja ada yang bertambah lagi," ucap Ibrahim.
Penyidik menjerat tersangka dengan pasal berlapis. Antara lain, Pasal 214, 335, dan 207 KUHP serta Pasal 93 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Ancaman hukumannya tujuh tahun penjara.
3. LBH Makassar sebut penangkapan dan penetapan tersangka warga adalah upaya kriminalisasi
Sebelumnya Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kota Makassar menyebut ada upaya kriminalisasi oleh polisi pada penangkapan warga yang menjemput paksa pasien COVID-19 dari rumah sakit. Sejauh ini Polda Sulawesi Selatan menangkap 31 orang, dan delapan orang sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Direktur LBH Makassar Haswandy Andy Mas meminta penyidik Polda berhati-hati dalam penetapan tersangka. Sebab saat ini sedang dalam kondisi darurat.
"Harus diingat bahwa ini kondisi tidak normal, pandemik COVID-19. Ini dampak dari kebijakan pemerintah. Makanya banyak problem yang timbul," kata Haswandy kepada IDN Times, Rabu (10/6).
Haswandy menilai kebijakan pemerintah yang tidak transparan dalam menangani COVID-19 berdampak pada kondisi psikologis masyarakat. Khususnya bagi masyarakat yang merasa bahwa keluarganya dirawat di rumah sakit bukan karena COVID-19. Puncaknya, warga marah dan terpaksa bertindak nekat, mengambil atau membawa pulang keluarganya yang dirawat di rumah sakit.
"Makanya kenapa kemudian kejadian seperti ini, ambil jenazah atau pasien terjadi. Karena kebijakan dan layanan ini dari awal, tidak optimal dijalankan. Di situ muaranya," ucap Haswandy.
Baca Juga: Ambil Paksa Jenazah PDP, 5 Orang Dinyatakan Reaktif COVID-19
Sumber : https://sulsel.idntimes.com/news/sulsel/sahrul-ramadan-1/bertambah-tersangka-ambil-paksa-jenazah-di-makassar-jadi-12-orang
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami