Abdullah Bin Zubair, Darah Keturunan Nabi Dan Khalifah Abu Bakar


Abdullah Bin Zubair, merupakan anak dari Bibi Rasulullah, serta cucu dari Abu Bakar Assiddiq. Yang gagah berani menerjang pasukan Afrika dan membunuh panglima kerajaan itu.

Beritaku.Id, Kisah Islami – Dia adalah anak dari Zubair bin Awwam dimana Zubair merupakan anak dari Shafiyyah binti Abdul Muthalib. Yang tidak lain bibi dari Rasulullah.

Sementara ibunya bernama Asma Binti Abu bakar Assiddiq, atau cucu dari Khalifah pertama.

Sehingga dalam tubuh Abdullah Bin Zubair mengalir dari keturunan keluarga Rasulullah dan Khalifah. Anak dari Zubair Bin Awwam yang menikah dengan Asma Binti Abu Bakar.

Ia merupakan bagian dari, 170 Urutan Sahabiyah dan Sahabat Nabi Muhammad SAW

Abdullah Bin Zubair, Lahir Dalam Masa Hijrah

Dalam perjalan Hijrah dari Mekkah ke Madinah, ia lahir. Dan karenanya Rasulullah meberinya sebutir qurma.

Dalam perjalanan, disaat usia 12 tahun, ia sudah mengikuti ayahnya Zubair Bin Awwam untuk melakukan peperangan Yarmuk.

Baca juga : Pertempuran Zaman Rasulullah, Peperangan Tanpa Ketakutan

Bukan hanya itu, ia juga terlibat dalam peperangan menggempur Afrika pada saat usianya menginjak 17 tahun.

Dengan puluhan ribu kaum muslimin menghadapi pasukan musuh ratusan ribu. Tdk membuatnya gentar.

Darah keturunan Nabi dan Khalifah yang mengalir dalam darahnya membuatnya cerdas dalam hal strategi perang.

Ketika peperangan berkecamuk. Pedang menderik dan mendesing dalam pertempuran dahsyat tersebut. Ia menepi sejenak dan berpikir. Apa kelemahan lawan yang paling besar.

Ia mendapat jawabannya bahwa pasukan Afrika bertumpu pada pada panglima perangnya. Yakni Raja Barbar.

Dengan merubah formasi target serangan. Tidak hanya membenturkan kedua pasukan tidak berimbang untuk Head to head. Sebab cara itu dapat dipastikan membuat pasukan islam akan kalah. Sebab jumlah mereka sangat sedikit.

Menembus Batas Pasukan Raja Barbar

Panglima Perang yang tidak lain Raja Barbar, bisa dibayangkan memiliki pengawalan yang sangat ketat. Namun pusat serangan tidak berubah.

Akhirnya sekelompok kecil pasukan muslim mengurai pasukan lawan. Dengan upaya untuk menembus masuk kedalam wajah Raja Barbar.

Abdullah Bin Zubair, memiliki usia lebih muda dan energik berhasil menghancurkan pertahanan pengawal Panglima perang. Dan kini didepannya adlaah panglima perang yang jelas memiliki kemampuan perang yang hebat.

Semangat mujahid tidak melenturkan baginya untuk terus melakukan penaklukan. Kini benar terjadi face to face antara keduanya. Dan dengan sengit serangannya tidak memberi kesempatan panglima untuk berlari.

Pengawal yang hendak melakukan hambatan dengan menjadi perisai panglima di obrak abriknya. Kini Panglima dengan pasukannya yang sangat banyak telah tumbang di tangannya.

Kejadian itu membuat nyali pasukan musuh menjadi kendor. Dan akhirnya mereka bertekuk lutut dalam peperangan tersebut.

Baca juga: Syahidnya Panglima Perang Islam Pada Perang Mu'tah

Afrika dibawah kendali pasukan Muslim untuk membawa mereka keluar dari kesesatan.

Masa Kekhalifaan Ali bin Abi Thalib

Pada masa pemerintahan Khalifah Ali Bin Abi Thalib. Sebelum di bai'at maka Sayyidina Ali diminta untuk menuntaskan kasus pembunuhan terhadap Khalifah sebelumnya. Yakni Umar Bin Khattab dan Usman Bin Affan.

Setelah itu terjadi pergantian khalifah. Yakni masa kepempinan Muawiyah. Selanjutnya Muawiyah meneruskan kepada anaknya yakni Yazid bin Muawiah.

Setelah Yazid meninggal, barulah Abdullah menjadi Khalifah. Namun kondisi telah terpecah karena di Syam muncul kekuatan lain. Yakni kekuatan Marwan.

Dengan demikan antara Syam dan Kuffah terjadi 2 kepemimpian yakni antara Abdullah dan Marwan serta Abdul Malik Bin Marwan.

Pertempuran Berdarah di Mekkah, Dan Syahidnya Abdullah Bin Zubair

Abdul Malik Bin Marwan, menginginkan menjadi khalifah yang utus. Seperti utuhnya para khalifah sebelumnya.

Namun Abdullah tidak bersedia dan tidak tunduk dengan hal tersebut. Sementara surat Abdul Malik Bin Marwan sangat jelas bahwa ketika Abdullah tunduk maka ia aman sebagai Gubernur di Mekkah.

Dirinya tidak menerima itu. Sebab ia merupakan khalifah yang menguasai Mekkah, Madina, Hijaz hingga Iraq.

Karena hal tersebut, maka Abdul Malik mengirim Hajjaj Bin Yusuf untuk mengepung pasukan muslim di Mekkah.

Terjadi pertempuran yangs angat dahsyat. Membuat pasukan Abdullah melemah, sebab Hajjaj Bin Yusuf mengambil alih pengepungan selama beberapa bulan.

Setelah kejadian itu, Abdullah menemui ibundanya Asma Binti Abu Bakar. tentang langkah selanjutnya yang akan diambil. Mengingat pasukan sahabat nabi. Yang ahli ibadah ini dan juga masuk dalam tim penulis Al-Quran (saat khalifat Usman bin affan) semakin lemah.

Namun rupanya feeling Asma Binti Abu Bakar dengan kondisi lemahnya pasukan anaknya. Karena beberapa yang melakukan pengkhianatan. Tidak setuju kalau dirinya menyerah.

Maka pertempuran berikutnyapun terjadi. Akhirnya dirinya di bunuh oleh Hajjaj Bin Yusuf. Didepan ibunya.

Ketika Asma binti Abu Bakar ditanya oleh Hajjaj Bin Yusuf, tentang bagaimana perasaannya atas apa yang dilakukan pada anaknya.

Asma Binti Abu Bakar menjawab, bahwa kamu telah merebut dunianya, maka dia berhasil merebut akhiratmu.

Demikian kisah heroik dari sahabat dan juga keturunan khalifah Abu Bakar As Siddiq.

Baca Juga: Abdullah Bin Jasiy, Amirul Mukminin Pertama Dalam Islam



Sumber : https://beritaku.id/?p=34284

Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.