BONEPOS.COM, MAKASSAR - Sifat dan karakter para Nabi dan Rasul menjadi topik menarik pada Pesantren Ramadan Virtual UMI hari ke-27 Puasa Ramadan 1441 H , Rabu (20/5/2020) dengan Narasumber Prof Basri Dalle, yang juga Dekan Fakultas Sastra UMI.
Hadir sebagai host M.Ishaq Shamad, Nurjannah Abna, dan sejumlah Dosen UMI Surani, M.Ilham, Abd.Hamid Sulaiman, serta sejumlah mahasiswa dan siswi SLTA.
Dalam video tausiyahnya Prof. Basri Dalle menjelaskan ada empat sifat dan karakter Nabi dan Rasul, antara lain shiddiq atau berkata benar/jujur.
Karakter ini sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia, apalagi puasa mendidik orang Islam berlaku jujur. Selanjutnya karakter amanah atau tanggung jawab, sikap amanah yang dicontohkan Nabi SAW ketika meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya semula.
"Setelah Ka'bah diterjang banjir. Sifat ketiga, adalah fathanah, yakni cerdas, bukan hanya cerdas otaknya, tetapi juga qalbunya. Sedangkan sifat Nabi yang keempat adalah tablig atau kemampuan berkomunikasi dengan baik," tuturnya.
Host Nurjannah Abna menambahkan, salah satu sifat Nabi dan Rasul, adalah bijaksana menghadapi segala sesuatu. Sikap bijaksana ini, perlu ditiru, khususnya dalam masa pandemi Covid-19 ini, tambahnya.
Sementara itu Ilham bilang, pentingnya memiliki sifat Nabi, yakni mampu berkomunikasi dengan baik, terutama dalam menyampaikan pesan-pesan kepada umat, termasuk kemampuan pemimpin menyampaikan pesan yang menyejukkan di tengah kegalauan masyarakat saat ini. Misalnya, masih adanya yang pro-kontra terkait lebaran Idulfitri di rumah atau di lapangan/masjid.
Host Ishaq Shamad setuju, pentingnya menguasai kemampuan berkomunikasi dengan baik, bahkan ada ungkapan, siapa yang menguasai komunikasi dan informasi, ia akan menguasai dunia atau siapa yang menguasai data, maka ia memiliki power/kekuatan dengan data itu diolah menjadi sebuah pesan yang berharga.
Sementara itu, Surani, melihat pentingnya menerima pesan dengan saring dulu, baru sharing. Dibutuhkan kemampuan untuk menyaring dengan baik semua informasi yang diterima untuk diseleksi dengan baik, dan jika bermanfaat, baru disebarluaskan kepada khalayak/umat.Namun jika tidak bermanfaat/hoax, tidak perlu disebarkan, jelasnya.
Abd.Hamid Sulaiman menambahkan, disinilah perlunya sikap Tabayyun atau kemampuan untuk menganalisis semua informasi atau pesan yang diterima, sehingga apa yang dishare, adalah hanya yang bermanfaat saja. (ril)
Sumber : https://www.bonepos.com/?p=52708
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami