Diprediksi, Makin Banyak Orang Gila karena Corona


AksaraINTimes.id – Selain menyerang fisik penderitanya, lebih dari itu virus Corona, atau yang  disebut Covid-19 (Corona Virus Disease 2019), juga bisa merusak mental seseorang.

Sudah dua bulan lebih, terhitung pertengahan Maret lalu sejak pasien pertama karena wabah ditemukan di Makassar, kini virus corona sudah menjangkiti 576 orang di seluruh wilayah Sulawesi Selatan, per Minggu (17/5) kemarin.

Karena penyebarannya yang kian massif, pemerintah pun memutuskan untuk memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Aturan yang awalnya dimulai pada 24 April hingga 7 Mei, kemudian oleh pemerintah, dilanjutkan hingga 22 Mei mendatang.

Akibat penerapan PSBB dan social distancing ini, sejumlah sektor pun terkena imbasnya. Mulai dari pendidikan yang memberlakukan belajar online, hingga bekerja dari rumah (Work From Home) oleh perusahaan yang mengakibatkan roda ekonomi ambyar karena tidak bergerak. Akibatnya, PHK terjadi dimana-mana.

Dosen dan Pengamat Psikologi Sosial UNM, Basti Tetteng mengungkapkan, perubahan pola hidup ini memungkinkan seseorang tertekan secara fisik maupun psikologis. Pergerakan orang menjadi terbatas, sehingga tidak saja penyakit akibat virus yang berpotensi menggerogoti fisik seseorang, namun juga psikologis.

"Orang tidak bebas ke mana-mana. Perubahan pola hidup secara gradual ini banyak orang yang tidak terbiasa, membuat orang bosan, jenuh, bahkan tidak jarang membuat stres berat," ungkap Teteng, sapaannya.

Secara mental, seseorang akan mudah cemas atau khawatir yang berlebihan tentang keadaanya yang serba tidak menentu. "Takut kemungkinan diri atau keluarga terinfeksi  virus covid-19, membayangkan kemungkinan terinfeksi dan dampak yang bakal dialaminya jika  terinfeksi," katanya.

Pada kondisi seperti ini, seseorang akan rentan mengalami stres berat. Selain itu, lanjut Teteng, Covid-19 juga membuat suasana kebatinan orang menjadi frustasi karena khawatir pemasukan keuangannya menurun.

Guru Besar Fakultas Psikologi UNM, Muhammad Jufri menambahkan, Covid-19 ini tidak saja menyerang kesehatan fisik, namun juga mengancam psikologi individu. Paling rentan akan dialami bagi mereka yang terkena imbas ekonomi seperti PHK.

"Tergantung pribadi seseorang juga bagaimana menyikapinya. Tapi secara umum kondisi ekonomi seperti ini akan menyerang mental seseorang," jelasnya.

Tidak menentunya pendapatan karena kehilangan mata pencaharian akibat Pemutusan Hubungan Kerja, dapat membuat seseorang mengalami tekanan, pikiran terganggu, hingga akhirnya stres.

"Efeknya sangat berbahaya karena ini menyangkut hak-hak dasar hidup, terkait juga dengan tanggung jawab keluarga bagaimana menghidupi anak dan istri. Kalau tidak ditangani akan berdampak lebih buruk pada kejiwaan seseorang," katanya.

Tanpa penanganan yang tepat, tekanan batin menurutnya dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan mental, seperti depresi dan gangguan cemas. Jika tidak ditangani, kondisi ini berpotensi menimbulkan perilaku yang membahayakan diri, misalnya percobaan bunuh diri.

Olehnya itu pemerintah, kata Muh. Jufri, harus ada di tengah permasalahan yang ditimbulkan dari wabah mematikan ini. Pemerintah harus hadir untuk menjembatani kepentingan para pekerja dengan perusahaan.

Humas RSKD Dadi Pemprov Sulsel, Yunus Paraya, memprediksi kemungkinan akan terjadi peningkatan jumlah pasien dengan gangguan jiwa selama masa pandemi terjadi.

Mengingat, banyak orang yang mengalami kesulitan ekonomi karena kehilangan pekerjaan hingga gagal membayar utang. Kondisi keuangan seseorang yang tidak stabil tersebut bisa memicu stres dan gangguan kejiwaan.

"Dampak PHK besar-besaran, seseorang menjadi miskin, tidak langsung kelihatan mentalnya terganggu . Kita tunggu 4-6 minggu ke depan. Tapi masalahnya kadang itu dilaporkan bukan karena imbas PHK. Masalah saat ini yang biasa laporkan, padahal kalau tracking itu (korban semasa pandemi. Red)," paparnya.

Akan tetapi, kata dia, pada periode menjelang lebaran seperti saat ini, peningkatan pasien gangguan jiwa umum terjadi setiap tahun. "Saat ini tidak ada yang signifikan akibat PHK, tapi kalau menjelang lebaran, sih, memang ada yang siginifikan bertambah. Dari dulu dulu begitu." sebutnya.

Penulis: Rahma Amin – Amri N. Haruna



Sumber : https://aksaraintimes.id/diprediksi-makin-banyak-orang-gila-karena-corona/

Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.