Atasi Masalah Pembelajaran Daring, Butuh Kolaborasi dan Kontribusi


KabarMakassar.com — Redaksi Kabar Makassar kembali menggelar diskusi online seri ke-6 dengan mengangkat tema "Plus Minus Belajar dari Rumah di Masa Covid-19", Sabtu (18/4). Kegiatan diskusi online tersebut menghadirkan tiga pemateri yang berbagai latar belakang.

Diantaranya adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Dr. H. Abd. Rahman Bando, SP, M.Si, Ketua Prodi Magister Teknologi Pendidikan PPs Universitas Negeri Makassar (UNM) Dr. Nurhikmah H, S.Pd., M.Si., dan Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muh. Ramli Rahim.

Pada kesempatan itu, Muh. Ramli Rahim mengatakan jika pada pekan pertama pelaksanaan pembelajaran secara daring, guru mengalami kendala yang cukup besar. Tapi, tidak sedikit juga, kata dia, malah sudah terbiasa menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran.

"Harus diakui pembelajaran daring secara online selama masa pandemi Covid-19 itu mengalami kendala yang besar. Tapi saya kira banyak juga yang malah bersyukur karena sudah terbiasa, terutama guru-guru yang menjadi binaan IGI di seluruh Indonesia," kata Ramli.

Ia mengatakan jika jauh sebelum ada pandemi Covid-19, IGI telah melakukan sejumlah pelatihan menggunakan teknologi informasi dengan menggandeng sejumlah pihak termasuk pemerintah daerah pada sejumlah wilayah di Indonesia.

"Kami sampaikan bahwa di IGI, pembelajaran online itu sudah berjalan cukup lama dan itu kami lakukan secara berkelanjutan hingga hari ini. Maka ketika pendemi ini datang dan secara tidak langsung memaksa guru melaksanakan pembelajaran online, itu kami sudah terbiasa," jelasnya.

Hanya saja, kata dia, pihaknya juga mengaku jika ada berbagai kedala yang dialami oleh guru dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan pembelajaran secara online. Diantaranya, kata dia, mendesak kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengeluarkan regulasi yang jelas.

"Kalau soal masalahnya, yah memang harus diakui itu ada dan banyak. Salah satunya terkait jaringan, sarana dan prasarana, hingga pembelian kuota bagi guru dan siswa. Tapi alhamdulillah kan sekarang dana BOS itu sudah bisa dipakai untuk mentaktisi itu," jelasnya.

Sementara itu, Dr. Nurhikmah mengatakan jika jurusan Teknologi Pendidikan UNM telah menerapkan sistem pendidikan online sejak tahun 2006. Walau demikian, kata dia, pendidikan berbasis online ini memang masih menuai pro dan kontra dikalangan masyarakat.

"Kalau secara internal kami di jurusan, pembelajaran online itu sudah berlangsung lama. Jadi kami biasa saja, apalagi jurusan kami itu memang merancang dan mendesain proses pembelajaran baik secara daring maupun secara langsung. Walau memang pro dan kontra itu tetap saja ada," kata Nurhikmah.

Ia menilai proses pembelajaran secara daring ini menjadi perhatian pemerintah terutama dalam menangani sarana dan prasarana. Karena, kata dia, pandemi Covid-19 ini tidak dapat diprediksi kapan akan berakhir dan membuat sistem pembelajaran akan normal kembali di ruang kelas.

"Pemerintah harus bergerak cepat membuat konten yang baik dalam pembelajaran daring. Ini penting agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, terutama bagaimana mendesain media pembelajaran yang disesuaikan dengan platform media sosial yang digemari seperti membuat video pembelajaran untuk di upload ke youtube dan lain-laing," jelasnya.

Ia pun mengaku jika pihaknya siap bersinergi dengan seluruh pihak untuk memecahkan sejumlah masalah dalam pembelajaran daring. Menurutnya, hal itu penting agar dapat menemukan solusi secara cepat terkait sejumlah masalah yang ada.

"Kami dari jurusan siap bersinergi dengan Pemkot Makassar dan IGI, terutama membuat buku panduan untuk guru, siswa dan orang tua dalam proses pembelajaran online. Karena pekerjaan ini memang butuh kerja sama dan kolaborasi dari berbagai pihak," terangnya.

Sementara Abd. Rahman Bando mengakui jika banyak mendapat masukan terkait proses pembelajaran daring ini diberlakukan oleh pemerintah. Menurutnya, banyak pihak terutama guru yang berkeluh kesah terkait masalah yang terjadi di lapangan.

"Jujur saja saya katakan bahwa memang Dinas Pendidikan Kota Makassar banyak mendapat masukan terkait pemberlakuan pembelajaran daring. Termasuk ada juga yang menyampaikan keluhan tapi ada juga yang mengapresiasi. Karena itu, kami akan terus melakukan perbaikan-perbaikan," kata Rahman Bando.

Secara umum, kata dia, yang paling banyak yang menjadi sorotan adalah terkait ketersediaan sarana dan prasarana. Untuk itu, kata dia, pada awalnya pelaksanaan pembelajaran daring ini, guru lebih banyak mengeluarkan anggaran secara pribadi.

"Masalah utama yang saya dapatkan terkait anggaran. Maka sebelum ada regulasi yang mengikat, saya sudah perintahkan kepada kepala sekolah untuk menggunakan dana BOS untuk membeli kuota siswa dan guru. Tapi sekarang alhamdulillah aturannya itu sudah ada, maka itu kita syukuri," katanya.

Karena itu, kata dia, seluruh perangkat yang ada di sekolah tidak perlu ragu dan takut dalam mengelola anggaran selama masa pandemi Covid-19. "Sejak awal memang saya perintahkan Rencana Anggaran Sekolah (RKAS) itu dirubah agar pengelolaan anggarana dapat dipakai untuk membeli kuota untuk guru dan siswa, apalagi memang sekarang aturannya sudah ada," jelasnya.

Sebagai penutup, kata dia, ia pun meminta seluruh pihak dalam bersinergi dalam melakukan inovasi pendidikan yang dilaksanakan secara online. Menurutnya, seluruh stakeholder harus bekerjasama dalam memberikan solusi agar pelaksanaan pendidikan secara daring ini dapat terlaksana secara maksimal.

"Musibah ini harus kita lawan secara bersama-sama, termasuk dalam hal pendidikan hari ini. Kerja sama dan kolaborasi seluruh pihak sangat diperlukan. Termasuk dari kampus maupun dari praktisi pendidikan. Semua harus bersama-sama berkontribusi," pungkasnya.



Sumber : https://www.kabarmakassar.com/atasi-masalah-pembelajaran-daring-butuh-kolaborasi-dan-kontribusi/

Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.