Di sebuah lorong pinggiran kota, "Rumah Kecil" berdiri dengan karakternya yang seolah ingin mengembalikan keselarasan alam.
AksaraINTimes.id – Berlokasi di lorong 100, Jalan Pannara, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, sejak 2016 lalu Rumah Kecil terbuka sebagai usaha mandiri dengan konsep kafe yang menawarkan suasana alam. Secara keseluruhan, tempat ini dibentuk dengan dua ruang utama: cinta alam dan kesenian.
Haswadi Haruna, lebih akrab disapa Adi, membeli tempat yang penuh dengan tumpukan sampah, kotor, bau, dan tidak ada tumbuhan 12 tahun lalu. Meski sempat dianggap 'gila' oleh orang-orang sekitar, namun seniman dan pegiat alam ini terus menanam pohon sebagai proses keterlibatan alam dalam pembentukan tempatnya.
Adi mengatakan, butuh dua tahun berjuang untuk membersihkan sampah-sampah, lalu pelan-pelan menanam, merawat, dan membiarkan keselarasan alam bekerja.
Saat banyak pengunjung dan teman bertanya, mengapa menamai tempatnya Rumah Kecil, Adi mengatakan karena ia tidak pernah membayangkan punya rumah besar, selalu rumah kecil, dengan halaman luas untuk keluarga dan sahabatnya bisa bercengkrama.
Keseimbangan Ruang Alam dan Ruang Bisnis
Sebenarnya, Rumah Kecil tidak dirancang untuk umum pada awalnya. Namun dari banyak permintaan kawan, yang kerap ingin membawa orang-orang ke tempat itu, akhirnya Adi mempertimbangkannya.
Rumah Kecil dibuka untuk umum mulai 4 tahun lalu, tepatnya pada 2016. Karena berdiri di dalam lorong yang lumayan sempit, akses pengunjung hanya bisa menggunakan kendaraan roda dua atau berjalan kaki. Kendati begitu, pengunjung tetap antusias berdatangan. Mereka juga beragam usia, mulai anak kecil hingga orang dewasa, bahkan lanjut usia.
Respon baik oleh orang sekitar juga lumayan menguntungkan, parkir kendaraan pengunjung jadi tidak sulit. Begitu tiba, tepat memasuki pintu Rumah Kecil, pengunjung langsung bertemu kolam ikan yang bisa digunakan untuk terapi.
Di Rumah Kecil dan sekitarnya, selain pemandangan hewan dan tumbuhan, buku-buku, hamparan sawah, dan beragam karya seni, pengunjung juga bisa menikmati jajanan kuliner sederhana.
Menariknya, meskipun terbuka untuk umum sehingga bisa dikatakan Rumah Kecil juga jadi ruang bisnis, namun ruang alam tetap menjadi prioritas dalam hal hal perawatan. Bagi Adi, sejak awal Rumah kecil memang lebih fokus pada alam.
"Kami hanya memberi porsi 30 persen ruang bisnis, jadi Rumah kecil tidak tentang bisnis saja" terang seniman berambut gondrong tersebut.
Adi mengakui, dengan menerapkan kolaborasi gagasan alam dan bisnis, ia merasa senang dengan gelombang pengunjung yang mengalami peningkatan. Namun, keadaan ini sekaligus cukup membuatnya khawatir, jangan sampai terjadi kerusakan tanaman yang sudah bertahun-tahun ia dirawat.
Mengantisipasi hal yang tidak diinginkannya, Adi memutuskan Rumah Kecil membatasi jadwal buka untuk umum, yakni dari hari kamis hingga minggu saja. Keputusan tersebut kemudian ia terapkan sejak Maret 2020.
Berbicara dari segibisnis, jika membandingkan antara Rumah Kecil dan bisnis lainnya, menurut Adi di tengah kota orang berlomba untuk membuat tempatnya menjadi 'wah', mereka juga lebih sering memberikan nama menu kuliner yang rumit, yang baginya sekadar sampai pada wilayah pencicipan.
"Sementara, Rumah Kecil terus berbenah, bagaimana menghadirkan suasana, adakah menu yang jauh lebih lezat dari itu?" kata Adi.
Menyuguhkan Kesederhanaan Bersyukur dan Menggali Pembelajaran
Merancang semuanya, dari pelibatan alam sampai suasana, Adi mengatakan bahwa 'ruh' Rumah Kecil ke depan akan terus tumbuh, berbenah, dan mungkin akan menjadi ruang kontemplasi.
Adi, yang kurang lebih 25 tahun berprofesi sebagai seniman dan berkegiatan alam, mengelola Rumah Kecil bersama istri dan anaknya. Mereka bertiga menyuguhkan kesederhanaan bersyukur dan menggali pelajaran sebisa mungkin.
Katanya, Ia banyak berguru pada alam. Baginya alam adalah karya lukisan dari Pencipta dan melihat alam berarti menggali pembelajaran. Mengenai hal tersebut, Adi menyadari, bahwa kondisi pemanasan global semestinya direspon manusia untuk terlibat dalam menjaga keseimbangan alam.
"Perbanyak menanam, ciptakan lingkungan yang sehat, ruang terbuka hijau, karena bicara inovasi respon alam, Rumah Kecil memilih back to nature," ujarnya.
Rumah kecil bukan hanya disediakan untuk manusia saja. Adi ingin menghadirkan tempat yang dikelolanya bagi semua ekosistem yang ada. Menurutnya, apa yang ia lakukan saat ini adalah caranya menyuguhkan rasa syukurnya dengan sederhana, dengan menjaga hubungan antara manusia dan alam, sehingga sumber energi-energi positif senantiasa hadir di manapun.
Penulis: Jordan Syukur
Editor: Dian Kartika
Sumber : https://aksaraintimes.id/rumah-kecil-sebuah-ruang-alam-di-pinggiran-kota/
Makassar.Online Kumpulan berita terkini harian Makassar dan Sekitarnya terbaru dan terlengkap dari berbagai sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami