JAKARTA, GOSULSEL.COM — Kementerian Pertanian (Kementan) tak hanya meraih lompatan peningkatan produksi dan ekspor, namun melalui berbagai program terobosan keberhasilan pembangunan sektor pertanian juga dapat dilihat dari membaiknya produktivitas tenaga kerja yang terlibat pada sektor pertanian tahun 2019 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Kenaikan produktivitas tenaga kerja dapat dilihat dari rasio antara PDB Sektor Pertanian berdasarkan harga konstan dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat pada sektor pertanian,“ ujar Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementan, I Ketut Kariyasa, Jumat (29/2/2020).
Ketut menyebutkan bahwa tahun 2019 jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian (tidak termasuk Kehutanan dan Perikanan) sebanyak 35,41 juta orang, dan pada saat yang sama nilai PDB Sektor Pertanian sebesar Rp 1.039,3 Triliun.
“Dengan demikian tenaga kerja sektor pertanian pada tahun 2019 sebesar Rp29,24 juta dan meningkat sebesar 4,7% dibanding tahun 2018 yang sebesar Rp28,04 juta,“ ungkap Ketut
Sementara jika dibandingkan tahun 2015 (Rp24,28 juta), produktivitas tenaga kerja sektor pertanian 2019 juga mengalami peningkatan sebesar 20,9%.
“Membaiknya produktivitas tenaga kerja ini mengindikasikan bahwa penggunaan tenaga kerja pada sektor pertanian semakin efisien dan produktif, karena tenaga kerja yang terlibat mampu menghasilkan nilai tambah atau output yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,“ jelas Ketut.
Lebih lanjut Ketut mengatakan bahwa meningkatnya produktivitas tenaga kerja pada sektor pertanian juga diikuti oleh membaiknya pemerataan pendapatan atau menurunnya ketimpangan pendapatan pada sektor pertanian, yang ditandai oleh menurunya Gini Ratio di perdesaan. Pada September 2013, Gini ratio sekitar 0,324 terus menurun dan September 2018 menjadi 0,319. Sementara pada bulan Maret 2019 pemerataan pendapatan di perdesaan kembali membaik yang ditandai oleh menurunnya Gini Ratio menjadi 0,317.
“Pada akhir 2019, ketimpangan pendapatan masyarakat di perdesaan turun kembali, dengan Gini Ratio sebesar 0,315,“ ujar Ketut.
Menurut Ketut, membaiknya produktivitas tenaga kerja pertanian dan menurunnya ketimpangan pendapatan di pedesaan tersebut tentunya tidak terlepas dari upaya yang dilakukan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo melalui program-program terobosannya. Di antaranya membangun Agriculture War Room (AWR) dan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostra Tani) untuk mendorong petani menerapkan inovasi teknologi berbasis digitalisasi, penggunaan benih varietas unggul baru, perbaikan manajemen pemupukan dan pengairan.
“Kedua program itu juga mendorong penggunaan alat mesin pertanian (alsintan, red) secara masif dan memanfaatkan fasilitas KUR sebagai tulang punggung pembangunan pertanian ke depan,” sebutnya.(*)
Sumber : Gosulsel
Makassar.Online Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami