Pengabdian Masyarakat, Dosen Unismuh Makassar Bina Perempuan Nelayan di Barombong



MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, dosen Prodi Arsitektur dengan Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar memperkenalkan Kokedama dan rancangan ruang produktif bagi Kelompok Perempuan Nelayan di Barombong, Makassar.

muhammad-ismak

Hasniar selaku Ketua Kelompok Mawar menyampaikan, pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh tim dosen dari Prodi Arsitektur dengan Prodi Ilmu Pemerintahan Unismuh membuat prototipe desain ruang produktif.

“Berlokasi di Kampung Ujung Kassi Barombong Makassar, kegiatan ini menggunakan metode workshop dan pelatihan secara partisipatif kepada Kelompok Perempuan Nelayan untuk membuat lay out ruang kolong rumah panggungnya (siring), hingga konsep desain ruang yang biasa mereka gunakan untuk beraktivitas komunal,” ujarnya, Jumat (17/1/2020).

Kegiatam berlangsung sejak tanggal 14 September 2019 lalu itu. Andi Annisa Amalia, Nurhikmah Paddiyatu, Andi Luhur Prianto dan Hamrun awalnya memulai kegiatan pengabdian ini dengan sosialisasi dan FGD.

Sampel yang digunakan untuk prototipe adalah Siring Rumah Panggung Milik Ketua RT 4 RW 05 Barombong. Kegiatan FGD dihadiri oleh ibu-ibu rumah tangga nelayan yang berjumlah 20 orang.

Berdasarkan hasil FGD disepakati bahwa kelompok perempuan nelayan akan memfungsikan bagian siring rumahnya untuk ruang usaha dan ruang komunal kelompok. Tahapan selanjutnya setelah FGD, dilakukan pula workshop merangkai storage untuk penjemuran maupun penyimpanan kripik dan ikan asin.

Pada pelatihan ini, tim pengabdi berkolaborasi dengan komunitas entrepreneurship Mahasiswa Arsitektur Universitas Fajar Makassar. Peserta pelatihan sangat antusias, karena praktek merangkai tanaman hias dengan menggunakan media lumut dan pasir adalah hal yang sangat baru bagi mereka.

Melalui Program Pengabdian Masyarakat, Hasniar selaku Ketua Kelompok Mawar berharap prototipe desain ruang produktif yang telah dirancang bersama, nantinya dapat diwujudukan secara fisik tanpa menghilangkan nilai lokal dan identitasnya sebagai Kampung Nelayan.

“Selain kegiatan FGD, pengenalan produk untuk wirausaha baru bagi ibu-ibu nelayan juga dilakukan, berupa pelatihan pembuatan tanaman hias yang disebut Kokedama,” pungkasnya.(*)




Sumber : Gosulsel

Makassar.Online Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.