MAROS, GOSULSEL.COM — Warga Kabupaten Maros mulai gusar soal tidak adanya lapangan pekerjaan yang terbuka dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Mereka menginginkan adanya perubahan nasib di kepemimpinan Maros akan datang.
Warga Maros, Rahmah (23) mengatakan dirinya berharap adanya perubahan yang siginifikan dari pemerintah yang harusnya fokus pada penciptaan lapangan kerja.
“Selama ini kami melihat tidak ada lapangan pekerjaan yang terbuka di Maros dalam beberapa tahun terakhir. Ada anak, orang tua yang kami perlu hidupi sehari-harinya,” kata Rahmah.
Baginya, terbukanya lapangan pekeraan di daerah sangat dinantikan oleh warga. Apalagi, saat ini harga kebutuhan pokok juga mulai naik.
“Saya juga harap pendidikan di Maros lebih terjamin dan pembangunan di Maros harus merata,” ucapnya.
Sementara itu, kegelisahan warga Maros ini tergambar pada hasil Survei Door to Door yang dilakukan oleh Strategi Indonesia kepada 24.109 kepala keluarga di Maros yang tersebar di 10 kecamatan dan 59 desa/kelurahan. Door to Door ini berlangsung sejak Awal Desember 2019 kemarin.
“Permasalahan utama yang menjadi masalah di Maros soal lapangan pekerjaan. Dalam survei dengan metode wawancara ini, warga hampir keseluruhan mengeluhkan hal ini,” kata Analis Politik Strategi Indonesia, Aji Andika Mufti kepada wartawan, Senin (20/1/2020).
Aji mengatakan permasalahan utama selain tidak tersedianya lapangan pekerjaan di Maros adalah masalah banjir, kebutuhan harga bahan pokok dan ketersediaan air bersih.
“Temuan ini menunjukkan tingkat ketidakpuasan masyarakat Maros sangat tinggi akibat faktor-faktor di atas,” ucapnya.
“Dari wawancara kami, warga Maros mengharapkan adanya sosok yang bisa membawa perubahan yang berkorelasi langsung dengan perbaikan taraf hidup mereka,” imbuhnya.
Berdasarkan data pemerintah Pusat, terdapat lebih dari 7 juta orang yang belum mendapatkan pekerjaan atau pengangguran. Padahal, setiap tahunnya ada sebanyak 2 juta orang yang muncul dalam kategori angkatan kerja baru.
Masih berdasarkan data di tahun 2017 di Maros, tercatat Maros akan menerima bonus demografi dengan penduduk usia muda dan produktif sangat banyak yang siap memasuki dunia kerja. Dengan kata lain, setiap 100 orang penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan menanggung setidaknya 54 penduduk usia non produktif (0-14 tahun dan 64 tahun ke atas).(*)
Sumber : Gosulsel
Makassar.Online Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.
Sosmed Kami